Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Berdarah Renggut Nyawa Balita Dua Tahun di Pasuruan

Kompas.com - 23/04/2016, 11:15 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Seorang balita berusia dua tahun di Kota Pasuruan, Jawa Timur meninggal dunia akibat terserang demam berdarah (DBD) pada Kamis (21/4/2016).

Balita bernama M Pasha itu sudah dibawa ke RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan pada Senin (18/4/2016) lalu. Namun, tidak tertolong.

"Sudah dibawa ke rumah sakit tapi tidak segera ditangani akhirnya meninggal," kata M Fauzi, ayah balita tersebut, Jumat (22/4/2016).

Direktur RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan Sudarmanto saat dikonfirmasi menampik jika kematian balita itu akibat tidak segera ditangani.

Menurut dia, demam berdarah yang diderita balita tersebut sudah kronis dan akhirnya meninggal.

"Kalau sudah masuk rumah sakit, pasti sudah ditangani. Penderita demam berdarah itu ada yang medium rendah ada yang sudah medium tinggi. Kalau sudah medium tinggi, sudah parah ya mungkin sudah tidak tertolong," jelas dia.

Meninggalnya balita akibat demam berdarah memicu perhatian Wali Kota Pasuruan, Setiyono. Dia meminta Dinas Kesehatan untuk meninjau langsung lokasi-lokasi yang terjangkit penyakit demam berdarah.

"Dinas Kesehatan harus turun. Harus ada laporan apa permasalahannya," kata dia saat berada di Rumah Dinas Wali Kota.

Selama ini, Setiyono menilai bahwa penanganan penyakit demam berdarah oleh Dinas Kesehatan tidak berjalan maksimal. Sebab tidak pernah ada langkah antisipatif yang dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan.

"Repotnya gini lho, kebijakan begitu itu (penanganan demam berdarah) kalau terjadi baru. Kan lucu to. Kalau tidak ada laporan tidak dilakukan fogging. Itu kan lucu," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan Bambang Purnomo belum bisa dimintai konfirmasi terkait hal itu. Petugas Dinas Kesehatan juga enggan memberikan data penderita demam berdarah.

Kompas TV Dalam 3 Bulan, Puluhan Tewas akibat DBD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com