Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Cukai Riau Tambah 5 Kapal agar Bisa Berpatroli ke Natuna

Kompas.com - 19/04/2016, 17:34 WIB
Kris R Mada

Penulis

BATAM, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menambah lima kapal baru untuk pangkalan sarana operasi di Karimun, Kepulauan Riau. Dengan kapal-kapal baru itu, petugas bisa berpatroli hingga ke Natuna.

Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kepulauan Riau, R Evy Suhartantyo, mengatakan, kapal-kapal itu berbahan aluminium. Kapal-kapal dengan panjang 28 meter dan 38 meter itu baru dibangun di salah satu galangan di Lampung.

“Total ada sembilan kapal dibuat di sana. Karimun dapat lima kapal dan Pantoloan dalam empat kapal,” ujarnya di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/4/2016).

Dengan kapal-kapal itu, Evy dan bawahannya bisa lebih intensif patroli hingga ke Natuna. Kapal-kapal itu lebih tahan gelombang tinggi, lebih stabil, dan lebih cepat sehingga memudahkan patroli.

Selama ini, patroli ke Natuna belum intensif karena keterbatasan sarana. Padahal, sebagian penyelundup diduga memutar hingga ke Laut Natuna yang luasnya hampir setara Pulau Kalimantan itu.

“Kapal-kapal baru ini menyemangati kami mencegah penyelundupan di perbatasan,” ujarnya.

Penyelundupan ponsel bekas

Sementara itu, penyidik Polres Batam-Rempang-Galang (Barelang) memburu dua pria yang diduga sebagai otak penyelundupan 1.185 ponsel bekas dari Batam. Ponsel-ponsel itu disita penyidik saat akan diselundupkan dari Pulau Galang, pulau di bagian selatan Batam, pada Sabtu pagi.

Ribuan ponsel bekas serta perlengkapan tambahan ponsel itu disita dari enam orang. Mereka mengangkut dan mengantar ponsel-ponsel itu dari Lucky Plaza, salah satu pusat perbelanjaan khusus produk elektronika di Batam.

“Mereka hanya kurir dan tukang angkut. Sementara dua orang lagi, yang masih diburu, diduga sebagai otak sindikat itu,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Barelang Komisaris Memo Ardian.

Pria berinisial D dan J itu masih dicari para penyidik Polres Barelang. Nama mereka disebut oleh enam orang yang tertangkap tangan berusaha menyelundupkan ponsel-ponsel bekas tersebut.

Seluruh ponsel itu awalnya akan dikirim ke Pekanbaru, Riau. Para kurir itu mengaku hanya mengantar ke Pekanbaru. Di sana, sudah ada orang lain yang menjemput barang-barang tersebut.

“Mereka tidak tahu akan dikemanakan ponsel-ponsel ini setelah diantar ke Pekanbaru,” ujarnya.

Cara kerja sindikat itu adalah, salah seorang kurir asal Pekanbaru diutus ke Batam. Sampai di Batam, ia diminta mengontak J yang diduga sebagai pemilik atau penyedia ponsel-ponsel bekas. J yang menentukan kapan dan di mana barang akan diambil.

“Semua ponsel sudah diperbaiki sehingga terlihat seperti baru. Padahal, ponsel-ponsel itu seluruhnya bekas,” kata dia.

Penyelundupan dari Pulau Galang bukan pertama kali terjadi. Maret 2016, petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyita 1.717 ponsel dan 1.649 perlengkapan ponsel dari perairan pulau itu. Seluruh barang itu akan dibawa ke Indragiri Hilir, Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com