Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Insiden Ledakan di Haluoleo Kendari, Jufriadi Sempat Pulang

Kompas.com - 30/03/2016, 05:23 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Sebanyak empat jenazah korban tewas dalam ledakan granat tangan atau granat nanas di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (29/3/2016) malam dibawa ke rumah duka usai menjalani visum luar di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari.

Jenazah Brigadir Muhammad Haidar pertama dinaikkan ke mobil ambulans untuk dibawa ke rumah orang tuanya di Kota Baubau. Selanjutnya korban dari Satpam UHO atas nama Kaharuddin diantar ke Kabupaten Kolaka.

Kemudian jenazah Satpam UHO Kendari, Azwar oleh ambulans RS Bhayangkara Kendari dibawa ke Kabupaten Muna dengan menumpang kapal Ferry dan jenazah terakhir yaitu Jufriadi, satpam di kampus negeri Kendari menggunakan mobil ambulans diantar ke kampung halamannya di Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe.

Istri Jufriadi tak kuasa menahan tangis setelah mengetahui suaminya sudah tak bernyawa lagi. Ia terakhir melihat suaminya saat istirahat siang, ketika Jufriadi menyempatkan diri untuk pulang ke rumah kontrakan mereka di Kelurahan Kambuh, Kendari.

“Istrinya hamil anak pertama, usia kandunganya sudah lima bulan. Cerita istrinya, Jufriadi sempat pulang ke rumah pada siang hari sebelum kejadian bom meledak itu. Saya kaget dikasih tahu malam tadi kalau ada bom, saya kira ada teroris yang lakukan bom bunuh diri seperti yang kita lihat-lihat di televisi,” ungkap Suharti, salah seorang keluarga korban ditemui di RS Bhayakara Kendari, Selasa (29/3/2016).

Suharti menuturkan, dirinya baru tiba dari Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan setelah mendapat kabar dari keluarga bila Jufriadi tewas dalam insiden ledakan di kampus UHO Kendari.

Sementara, istri Brigadir Muhammad Haidar pingsan setelah mengetahui suaminya meninggal dalam peristiwa itu. Istri korban yang juga seorang polwan berdinas di bagian logistik Polda Sultra itu membawa serta seorang putrinya yang masih balita.

Sebelumnya diberitakan, empat orang tewas dalam insiden ledakan granat nenas saat simulasi pengenalan bahan peledak oleh dua pelatih dari gegana brimobda Sultra kepada puluhan petugas keamanan kampus Universitas Haluoleo Kendari, Selasa sore.

Dalam insiden itu, delapan orang korban luka dari insiden itu masih mendapat perawatan medis di tiga rumah sakit. Lima korban luka dirawat di RS Bhayangkara termasuk instruktur dari Gegana Brimob atas nama Aiptu Syarifudin, dua orang dirawat di RS Abunawas Kendari dan satu orang korban dirawat di Rumah Sakit Bahteramas Kendari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com