Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mispan Terbaring karena Lumpuh Selama 25 Tahun di Rumah 5x5 Meter

Kompas.com - 25/03/2016, 07:00 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

WONOSOBO, KOMPAS.com - Kisah orang yang sakit, miskin terus ditemukan di berbagai tempat di Jawa Tengah. Kamis (24/3/2016) siang, seorang bernama Mispan (40) dilaporkan sakit lumpuh hingga akhirnya dievakuasi.

Mispan tinggal sendirian di rumah tak layak huni di Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Selama lebih dari 20 tahun, dia sakit lumpuh.

Kedua kakinya tak bisa digerakkan, karena semasa remaja terjauh dari sungai. Kondisi Mispan diperparah lantaran selama ini ia tak bisa berobat.

Dia tak mempunyai kartu tanda penduduk, ataupun kartu jaminan kesehatan. Selama sakit itulah, Miskem, kakak iparnya selalu menolongnya.

Di rumah ukuran 5x5 meter, Mispan berbaring lumpuh setiap hari. Dengan telaten, Miskem merawat adiknya itu tiap hari. Ia juga yang memberi makan selama puluhan tahun hidup dalam kesusahan.

"Dulunya sehat Pak. Kemudian jatuh, enggak diperiksakan, hingga sampai sekarang. Amben (tempat tidur) ini yang buat saya," kata Miskem (50), saat menjawab pertanyaan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di rumah Mispan, Kamis siang.

Kondisi rumahnya pun memprihatinkan. Listrik menyala, tapi kabelnya rusak. Di dalam rumah pun tidak ada kamar mandi.Kendati demikian, Mispan tetap dirawat oleh kakak iparnya di rumah tersebut.

Ketika Ganjar datang, kondisi Mispan sudah mulai berubah. Ia mendapat bantuan kursi roda, dan sejumlah baju baru dari warga dan pemerintah setempat. Mispan juga mendapatkan dokumen kependukukan, seperti KTP.

"Mispan ini anak tunggal. Tiap hari saya yang ngasih, kadang tetangga ikut bantu. KTP juga dapat kemarin, kursi roda juga sama," imbuh Miskem.

Saat ditanya, Mispan hanya menjawab lirih. Ia pun setuju saja ketika dia diminta untuk dirawat di pantai sosial lanjut usia "Wiloso Wredha" di Kutoarjo, Purworejo. Tak berselang lama, dia akhirnya dievakuasi dari rumahnya menuju ke panti sosial tersebut.

"Kalau teng panti pripun? (Kalau di panti gimana?)" tanya Ganjar.

"Purun Pak (mau Pak)," jawab Mispan lirih.

Dia lalu dirujuk langsung ke panti sosial agar kehidupan sehari-hari bisa lebih terurus.

Ganjar berpesan kepada Kepala Desa dan Camat untuk terus memburu orang seperti Wispan. Dia tak ingin ada warga miskin yang susah terus dibiarkan, oleh masyarakatnya, maupun oleh negara.

Dia pun berpesan pada masyarakat sekitar untuk menyempatkan diri menjenguk Mispan.

"Kalau ada warga yang berkebutuhan khusus seperti ini, atau dipasung karena gila, jangan didiamkan. Pemerintah harus peduli. Kalau kabupaten tidak mau merawat, laporkan ke provinsi," pintanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com