Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah JS Badudu Dilepas secara Militer

Kompas.com - 13/03/2016, 12:15 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Keluarga melepas jenazah Pakar Bahasa Indonesia yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran Bandung Prof Dr Jusuf Sjarif Badudu di Masjid Al Jihad Unpad Kota Bandung, Minggu (13/3/2016), untuk kemudian dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.

Proses pelepasan jenazah, seperti dikutip Antara, diserahkan pihak keluarga yang diwakili oleh anak keenamnya Rizal Badudu di halaman Masjid Al Jihad Unpad kepada perwakilan TNI.

Sebelum dilepas secara militer, pihak keluarga dan Universitas Padjadjaran Bandung menyelenggarakan shalat jenazah di Masjid Al Jihad.

Selain dihadiri oleh keluarga dan kerabat, Rektor Universitas Padjadjaran Prof Tri Hanggono Achmad ikut serta dalam shalat jenazah JS Badudu di masjid tersebut.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas wafatnya J.S. Badudu.

"Bangsa Indonesia kehilangan J.S. Badudu. Sepanjang hidupnya diabdikan untuk bahasa Indonesia. Pengabdiannya jadi teladan kita bersama -Jkw," kata Jokowi lewat akun twitternya @jokowi, Minggu (13/3/2016).

JS Badudu dikenal masyarakat luas sejak ia tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang ditayangkan di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan pada tahun 1985-1986. Pada saat itu, TVRI adalah satu-satunya siaran televisi di Indonesia.

Dari data yang diterima Kompas.com, beberapa karya besar JS Badudu antara lain Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), revisi kamus Sutan Muhammad Zain; Kamus Kata-kata Serapan Asing (2003); Pelik-pelik Bahasa Indonesia (1971); Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993); Kamus Peribahasa (2008); dan Membina Bahasa Indonesia Baku (1980).

Pendidikan bahasa yang pernah ditempuhnya adalah kursus B1 Bahasa Indonesia (1951); Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran atau Unpad (1963); Studi Pascasarjana Linguistik pada Fakultas Sastra dan Filsafat Rijksuniversiteit Leiden, Belanda (1971-1973).

JS Badudu memperoleh gelar doktor dari Fakultas Sastra UI pada 1975 dengan disertasi berjudul "Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo". (baca: Kemendikbud Berduka atas Wafatnya JS Badudu)

Dalam catatan pribadinya, JS Badudu telah 8 tahun menjadi guru SD, 4 tahun guru SMP, 10 tahun guru SMA, serta 42 tahun menjadi dosen di Unpad dan UPI Bandung.

Ia menginjak usia pensiun pada 1991, tetapi setelah itu masih aktif mengajar dan menulis sampai awal 2000. (baca: JS Badudu Mengabdi untuk Bahasa Indonesia sejak Usia 15 Tahun)

JS Badudu adalah orang pertama yang mendapat gelar guru besar dari Fakultas Sastra Unpad. Ia dinobatkan menjadi guru besar pada 1985 dalam usia 59 tahun.

Atas sumbangsih dan pengabdiannya di bidang bahasa, ia dikaruniai tiga tanda kehormatan dari pemerintah, yakni Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007). Kini, lelaki bernama lengkap Jusuf Sjarif Badudu tersebut telah tiada.

Ia meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSJS), Bandung, Sabtu (12/3/3016) pukul 22.10 WIB karena komplikasi penyakit yang dideritanya.

JS Badudu dikaruniai 9 anak, 23 cucu, dan 2 cicit. Istrinya, Eva Henriette Alma Koroh, lebih dulu berpulang pada 16 Januari 2016 lalu pada usia 85 tahun. Mereka hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama 62 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com