Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Jateng Minta Pemerintah Tutup Kawasan Prostitusi secara Arif

Kompas.com - 08/03/2016, 21:19 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah berharap agar pemerintah daerah setempat menyikapi rencana penutupan tempat lokalisasi prostitusi secara nasional pada 2019 secara arif.

Ketua MUI Jawa Tengah Ahmad Daroji mengatakan, penutupan kompleks lokalisasi untuk saat ini belum terlalu mendesak sebab pemerintah belum siap dengan rencana penampungan para eks PSK.

Oleh karena itu, ia menilai bahwa penutupan dalam waktu dekat justru memicu bahaya yang lebih besar.

(Baca: 99 Tempat Lokalisasi Prostitusi Harus Sudah Tutup pada 2019)

"Kami dukung untuk menutup (kompleks) lokalisasi. Akan tetapi, kalau ditutup sekarang akan sulit, harus ada sosialisasi, misalnya satu tahun lagi ditutup. Nanti yang ada di sana dibekali bimbingan dan keterampilan, syukur-syukur diberi modal," kata Daroji dalam pertemuan dengan berbagai tokoh agama di Semarang, Selasa (8/3/2016).

Di depan para tokoh agama dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Daroji kembali mempertegas pernyataannya. "Kalau bapak-ibu di sini ditanya, sekarang kalau (kompleks) lokalisasi ditutup, boleh enggak?" tanya Daroji.

Para tokoh agama dari daerah yang hadir pun tidak menjawab pasti.

Ia mengatakan, dunia prostitusi berkaitan dengan banyak orang dan kepentingan. Penutupan itu harus melibatkan para pekerja seks dan pengguna jasanya, mucikari atau germo, para pedagang di area tersebut, makelar, hingga pemilik rumah.

"Semua yang terlihat harus diajak bersama. Kami setuju, tinggal caranya saja yang akan dipakai, apalagi gubernur orangnya hati-hati," kata dia.

"Insya Allah, para pejabat di Jateng ini sudah risih, tetapi mereka akan menutup dengan cara yang baik," ujarnya lagi.

Sementara itu, Ketua MUI Kota Semarang Erfan Soebahar berpendapat bahwa jika kompleks lokalisasi ditutup di satu daerah, maka daerah lain akan kena imbasnya, dan begitu seterusnya.

Untuk itulah, penanganan secara menyeluruh dibutuhkan agar permasalahan tidak menimpa daerah lain.

"(Kompleks) prostitusi ditutup gampang, tetapi brojol ke daerah lain, jadi tidak tuntas," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com