Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menambah Penghasilan dengan Kambing Peranakan Etawa

Kompas.com - 07/03/2016, 19:15 WIB

Oleh: Thomas Pudjo Widijanto

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kambing peranakan etawa atau PE di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, bisa menjadi pendamping keberadaan sapi perah untuk menambah kesejahteraan petani. Di beberapa desa di Sleman semakin banyak tumbuh petani yang giat memelihara kambing PE, baik atas inisiatif beli sendiri maupun bantuan pemerintah.

Meskipun tetap lebih besar jumlah sapi perah, perkembangan Kambing PE terus bertambah. "Di DIY, hanya Sleman yang bisa memelihara kambing PE dan sapi perah," kata Wagimin, dokter hewan yang menjadi pembina kelompok ternak sapi perah di Sleman. Ia pun ahli kambing PE.

Kondisi alam Sleman, khususnya di Kecamatan Cangkringan, Pakem, dan Turi, merupakan daerah dingin karena letaknya di kaki Gunung Merapi wilayah selatan. Udara dingin adalah habitat yang pas untuk pengembangan kambing PE dan sapi perah.

"Kambing PE memang lebih bagus hidup di lingkungan berhawa dingin. Namun, kambing PE juga bisa hidup di suhu udara panas. Di Kabupaten Kulon Progo, misalnya, PE justru mampu menghasilkan PE berkualitas dan sempat menyuplai bibit unggul ke Jawa Timur. Di Gunung Kidul dan Kabupaten Bantul juga berkembang bagus," kata Wagimin.

Kambing PE terus semakin merakyat di kalangan petani di Sleman. Rabini, Ketua Kelompok Ternak PE Dusun Sumberan, Desa Candibinangun, Pakem, menyatakan, dusunnya mulai mengenal kambing PE tahun 1999 atas bantuan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sebanyak 15 ekor.

Baru setahun mengenal kambing PE, terjadi letusan Gunung Merapi. "Seluruh warga mengungsi meninggalkan dusun. Akhirnya banyak kambing PE yang mati," kata Rabini.

Setelah dampak letusan Merapi mereda dan warga kembali ke dusun setelah mengungsi berbulan-bulan, keinginan memelihara kambing PE tak reda. Pengalaman satu tahun memelihara kambing PE sedikit banyak membuat warga merasakan manfaatnya.

Akhirnya, Pemerintah Kabupaten Sleman memberi bantuan 40 ekor betina dan 5 ekor jantan kambing PE pada tahun 2012. Sekarang sudah berkembang menjadi 196 ekor.

Produksi susu yang dihasilkan kambing PE memang masih kecil, sekitar 15 liter per hari. Harga di tangan petani jauh lebih tinggi dari harga susu sapi. Harga susu kambing PE di tangan petani 17.000 per liter, sedangkan harga susu sapi sepertiganya. "Petani kami juga ada yang jual anak kambing, dan itu sangat menguntungkan," kata Rabini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com