Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Istri, Birokrat Ini "Ngotot" Maju ke Pilkada Kota Tasik

Kompas.com - 02/03/2016, 13:28 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Suasana politik mulai memanas di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menjelang pelaksanaan pilkada serentak pada 15 Februari 2017 mendatang.

Beberapa tokoh politik mulai bermunculan, mendeklarasikan diri dan siap maju menjadi calon wali kota.

Salah satunya perwakilan dari bidang birokrasi pemerintahan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hidayat. Meski niatnya mencalonkan diri menjadi kepala daerah sempat dilarang sang istri, Asep saat ini telah mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

"Ya, sempat ada larangan seperti itu dari istri. Buat apa katanya mencalonkan diri? Namun, itu hanya rasa kekhawatiran keluarga saja. Sekarang keluarga mendukung keputusan niat mencalonkan diri," kata Asep, Rabu (2/3/2016).

Adapun keluarga Asep merupakan pemilik perusahaan angkutan Grup Mayasari di Jakarta. Namun, niat pencalonannya tak terkait dengan status atau kepentingan perusahaan keluarga besarnya.

"Meski kami dari keluarga Mayasari, niat saya tak ada hubungannya dengan pihak perusahaan," kata Asep.

Selain calon dari kalangan birokrat ini, muncul dua nama lain yang merupakan petahana, yakni Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman dan wakilnya, Dede Sudrajat. Kedua nama calon ini berasal dari partai yang sama, yaitu PPP.

Budi diketahui berada di PPP kubu Romi dan Dede di PPP kubu Djan Faridz.

"Saya sudah mendapatkan restu dari PPP kubu Djan Faridz untuk maju menjadi calon wali kota pada pilkada nanti," ungkap Dede saat ditemui wartawan.

Dede merupakan wakil kepala daerah yang telah menjabat selama dua periode. Dede pun dalam pilkada nanti hanya bisa mencalonkan diri sebagai calon wali kota.

Sementara itu, Budi Budiman sebagai calon petahana di Pilkada Kota Tasikmalaya masih belum menunjukkan upaya pencalonannya secara terang-terangan ke publik. Bahkan, saat dimintai keterangan tentang pencalonannya, Budi masih belum mau berkomentar banyak.

"Nanti kita lihat. Nanti saja setelah waktunya," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com