Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Jateng Siap Sambut Eks PSK Kalijodo

Kompas.com - 26/02/2016, 15:05 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi mengaku belum ada kordinasi antara kalangan pengusaha dengan Pemprov Jawa Tengah, dalam hal ini Gubernur Jawa Tengah menyusul gagasan untuk menampung dan mempekerjakan eks pekerja seks komersial (PSK) Kalijodo, ke sejumlah perusahaan garmen di Jawa Tengah.

Meski demikian, pihaknya mengapresiasi gagasan Gubernur Jawa Tengah tersebut, karena tidak menutup kemungkinan dari para PSK Kalijodo ada warga Jawa Tengah.

"Kalau koordinasi belum ya. Gubernur kita ini pasti memikirkan mungkin (eks PSK Kalijodo) ada warga Jawa Tengah. Kita pasti welcome," kata Frans, saat dihubungi Jumat (26/2/2016).

Menurut Frans, salah satu kepedulian perusahaan di bidang sosial salah antara lain menampung para penyandang masalah sosial yang ada di tengah masyarakat sepanjang memenuhi kebutuhan dunia industri.

Selanjutnya, sebut dia,  menjadi kewajiban pemerintah untuk membekali para PSK eks Kalijodo yang akan disalurkan kesejumlah perusahaan garmen di Jawa Tengah ini dengan keterampilan yang memadai.

"Kita menyambut gembira, tapi tentunya harus dilatih dulu. Kita punya kan pelatihan menjahit garmen di Tambak Aji (Semarang). Peluangnya masih terbuka, kita butuhnya banyak, ada perusahaan alas kaki atau tekstil misalnya," ucapnya.

Sementara itu salah satu perusahaan tekstil terbesar di Jawa Tengah, PT Apac Inti Corpora (AIC), memastikan tidak ambil bagian dalam gagasan menampung dan mempekerjakan PSK eks Kalijodo tersebut. Sebab PT AIC saat ini tidak sedang membutuhkan penambahan karyawan.

"Kalau Apac sementara tidak menerima karyawan," kata Public Relation and Legal PT AIC, Agung Wahono.

Terlepas dari itu, menurut Agung Wahono yang juga Wakil Ketua Apindo Jawa Tengah bidang advokasi ini, eks PSK Kalijodo yang akan dipekerjakan di perusahaan garmen di Jawa Tengah tersebut harus dibekali dengan keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (soft skill).

Dengan demikian ada penyetaran ilmu dan kemampuan antara eks PSK Kalijodo tersebut dengan pekerja yang sudah mapan.

"Kita bukan masalah dari Kalijodo atau bukan. Tapi harus ada training, ada martikulasi dulu sebelum masuk dunia usaha. Kalau di garmen, dilatih menjahit atau mengoperasikan mesin tekstil," kata Agung.

Selain keterampilan, lanjutnya, tidak kalah penting adalah merubah paradigma para PSK dari pola hidup hedonis menjadi pola hidup sesuai norma yang ada di masyarakat pada umumnya.

"Yang penting gaya hidup bebas itu yang diubah. Dulu mungkin dikenal suka pesta, direview lagi dengan melibatkan psikolog," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung menindaklanjuti usulan menteri Sosial agar para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang beroperasi di Kalijodo, Jakarta dipindah atau bekerja di pabrik garmen di Jateng. (baca: Ganjar: Jateng Siap Tampung Eks Pekerja Seks Kalijodo)

Ganjar mengaku tak masalah jika para PSK tersebut bekerja di Jateng. Mereka akan diterima jika sebelum pemindahan disertai dengan pelatihan kerja.

"Enggak apa-apa. Yang penting mereka (PSK) dilatih dulu. Siapapun boleh bekerja, jadi sama saja," ujar Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com