Dalam peristiwa itu, dua orang anggota SPTSI mengalami luka di kepala dan mata akibat terkena lemparan batu.
Informasi yang di dapat Kompas.com, awalnya sekitar 20 orang yang mengaku anggota SPTSI mendatangi komplek Tomang Elok Medan. Sesampainya di lokasi, mereka bertemu dengan anggota SPTSI Tomang Elok dan melakukan pertemuan di salah satu rumah yang masih kosong di sana.
Entah apa masalahnya, kedua kubu tersebut tiba-tiba ribut dan menjadi ricuh. Mereka terlibat perkelahian hingga keluar rumah. Aksi saling lempar batu pun terjadi antara dua kubu.
"Awalnya kedua kubu SPTSI melakukan pertemuan. Tidak lama mereka ribut dan terjadi kericuhan. Mereka saling lempar batu," ucap sekuriti komplek, S Siagian.
Disebutkannya, SPTSI yang terlibat kericuhan berasal dari salah satu organisasi kepemudaan (OKP). Diduga, keributan keduanya dipicu perebutan lahan yang berada di komplek itu.
"Satu SPTSI-nya resmi, satu lagi tidak resmi. Diduga SPTSI yang tak resmi mau menguasai Komplek Tomang Elok, SPTSI yang resmi tak mau, makanya terjadi bentrok," ucapnya.
Kanit Reskrim Sunggal, Iptu Nur Istiono ketika dikonfirmasi mengaku masih mendalami kasusnya.
"Korban sudah kita sarankan membuat laporan polisi. Salah satu kubu bertikai juga telah kita panggil untuk mengetahui apa motifnya," kata Istiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.