Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Berkiblat ke Kakbah, Kelompok Ini Shalat Menghadap Laut Selatan

Kompas.com - 11/02/2016, 10:12 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Sejatinya Kakbah menjadi kiblat aktivitas ibadah shalat umat Muslim di dunia. Namun, di Kabupaten Pangandaran, ada sekelompok orang yang shalat menghadap ke laut selatan.

Hal itu dilakukan satu dari 144 aliran yang diduga sesat, yang ditemukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat.

Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar mengatakan, ritual itu dilakukan hanya pada waktu tertentu.

"Mereka shalatnya menghadap ke laut (selatan), tapi itu hanya malam-malam tertentu," ujar Rafani di Bandung, Kamis (11/2/2016).

Dia mengungkapkan, kelompok tersebut tak memiliki nama aliran atau ajaran. Para pengikutnya pun hanya belasan orang.

Aliran tersebut, kata Rafani, telah ada sejak 2007. Namun, dalam perkembangannya, aliran itu tidak membuat masyarakat tertarik sehingga jumlah pengikutnya tidak banyak.

"Aliran itu sempat diatasi oleh MUI Ciamis karena waktu itu Pangandaran masih masuk daerah Ciamis, belum menjadi daerah sendiri seperti sekarang," kata dia.

MUI Ciamis, lanjut dia, telah melakukan pembinaan. Aliran tersebut sempat hilang. Namun, belakangan kelompok tersebut kembali mengembangkan ajarannya.

"Tapi, kemudian ada lagi. Menurut masyarakat, mereka kadang-kadang masih melakukannya (shalat menghadap ke laut)," ungkap dia.

Hingga kini, MUI belum mendapat argumen terkait pemahaman aliran tersebut. Menurut dia, sejumlah tokoh ajaran tersebut menolak untuk diajak berdiskusi.

"Dari pihak mereka tidak terbuka, mereka tidak mau diajak ngobrol. Jadi keterangan yang kami dapat dari MUI setempat juga tidak lengkap soal ajaran mereka ini," tutur dia.

Dia menegaskan, ajaran tersebut jelas menyimpang lantaran kegiatan tersebut tak sesuai dalam Al Quran.

MUI belum melakukan penindakan lantaran pengikutnya yang tak banyak. Meski begitu, MUI tetap melakukan pemantauan agar aliran itu tidak menyebar.

Dia pun mengimbau agar warga mewaspadai aliran tersebut dan tidak terjebak untuk menjadi pengikut. "Itu jelas sesat dan itu jadi salah satu aliran sesat yang masuk ke jumlah 144 itu," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com