Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Korban Miras Oplosan Alami Pendarahan Lambung dan Kebutaan

Kompas.com - 09/02/2016, 14:47 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pasien korban miras oplosan yang saat ini masih dirawat di RSUP dr Sardjito dalam keadaan kritis. Pasien mengalami pendarahan lambung dan kebutaan.

"Ada lima yang masih dirawat. Empat sudah membaik dan satu kritis," ujar dokter Faisal Hariono, spesialis Penyakit Dalam RSUP dr Sardjito Yogyakarta, Selasa (9/2/2016).

Faisal menuturkan, satu pasien yang kritis memang terlambat dibawa ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit, metanol telah terurai dengan darah.

"Pasien yang kritis tersebut mengalami pendarahan lambung dan kebutaan," tegas dia.

Efek metanol ketika dikonsumsi adalah mual-mual, pusing, hilang kesadaran, reflek lambat dan penglihatan tidak fokus. Efek terparahnya menyebabkan kebutaan hingga kematian.

"Gejala-gejala metanol itu jelas terlihat ada. Jika cepat di bawa ke Rs bisa kita blok dengan terapi," tandas dia.

Saat dikonfirmasi apakah di darah korban meninggal ditemukan cairan anti serangga, dokter Lipur Rinaningtyas, ahli Forensik RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, mengaku belum dapat memastikannya. Pasalnya, tidak dilakukan otopsi terhadap tubuh korban.

"Kami hanya ambil sempel darah, tidak ada permintaan otopsi. Jadi kita belum mengetahui ada zat-zat itu atau tidak," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban miras oplosan di Yogyakarta, terus bertambah.

Sampai dengan hari Senin (8/2/2016) kemarin korban meninggal akibat menengak miras oplosan telah mencapai 26 orang.

Dari olah TKP di rumah SK, peracik dan penjual miras oplosan di daerah Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman Polisi menemukan obat anti serangga cair dan obat anti pegal berbentuk cairan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com