SORONG, KOMPAS.com — Ratusan warga mengarak jenazah Herman Semunya, korban pembunuhan, menuju Kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (4/2/2016) pagi.
Herman Semunya, yang adalah murid kelas II SMP, tewas pada Rabu malam akibat dianiaya oleh orang tak dikenal. Aksi ini semula berjalan aman, sebelum tiba-tiba warga berubah beringas ketika melintas di depan Markas Polresta Sorong.
Kerusuhan pun pecah. Hal itu menyebabkan situasi di Kota Sorong mencekam. Polisi yang bertahan dari serangan warga melepaskan tembakan peringatan dan peluru gas air mata.
Sementara itu, sejumlah toko yang berada di sekitar Mapolresta Sorong pun menjadi sasaran amuk massa. Mereka melemparkan batu ke toko-toko itu.
Situasi yang semakin tak terkendali memaksa polisi menerjunkan kendaraan water canon. Warga yang tepergok membawa senjata tajam dan melakukan perusakan pun ditangkap oleh petugas.
Menyusul peristiwa ini, ratusan toko di Kota Sorong ditutup. Puluhan aparat keamanan dari Brimob dan polisi setempat yang dibantu aparat TNI kini mengamankan sejumlah titik yang dianggap rawan.
Sebelumnya, pada Rabu malam, puluhan warga di Kompleks Pertokoan Yohan menyerang aparat Brimob dan polisi yang hendak membuka blokade di Jalan Ahmad Yani.
Warga emosi karena Herman tewas dianiaya di Kompleks Surya oleh orang tak dikenal. Berdasarkan informasi yang dihimpun KompasTV, polisi mengaku masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku pembunuhan yang identitasnya telah diketahui.