Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Bromo Ganggu Ekonomi Warga, Pemerintah Gelar Operasi Pasar

Kompas.com - 29/01/2016, 16:40 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Erupsi Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, membuat sektor pariwisata merugi setidaknya Rp 21 miliar.

Tak hanya itu, kondisi ekonomi warga suku Tengger yang berada di sekitar Bromo, mengalami penurunan.

Pemasukan yang minim dan harga bahan pangan mahal dirasa sangat memukul sebagian besar warga Tengger.

Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 TNBTS Sarmin, estimasi kerugian ini tidak hanya diukur dari pemasukan tiket untuk TNBTS saja.

Melainkan juga kerugian yang dialami para pelaku wisata lainnya, seperti hotel, homestay, persewaan jip, ojek, jasa kuda dan pedagang kaki lima (PKL).

Hal ini belum termasuk kerugian biaya konservasi tanaman gunung, yang rusak akibat tertutupi material debu vulkanis.

Sementara itu, operasi pasar beras murah yang dilakukan Pemkab Probolinggo bersama Bulog Sub Divre Probolinggo, Jumat (29/1/2015) cukup membantu warga Tengger.

Operasi pasar beras murah digelar di depan pasar Kecamatan Sukapura. Sebanyak dua ton beras kualitas medium digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan warga.

Beras kualitas medium yang biasanya dijual dengan harga Rp. 9.000- Rp.9.500 per kilogram dalam operasi pasar ini dijual hanya Rp. 8.100 per kilogram.

"Operasi ini cukup membantu, karena ada selisih harga yang dapat kami alihkan untuk membeli kebutuhan lainnya. Pemasukan minim. Lahan pertanian rusak, bisnis wisata masih tiarap karena erupsi," ujar Sugiono, warga Desa Sukapura, yang membeli beras sebanyak 20 kilogram.

Camat Sukapura Bambang Julius mengatakan, operasi pasar ini dilaksanakan secara bergantian  di 12 desa yang terdapat di Kecamatan Sukapura.

Sekitar 1-2 ton beras disalurkan, tergantung luas dan jumlah penduduk desa yang menjadi sasaran operasi pasar.

Sedangkan pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menutup kawasan wisata lautan pasir Gunung Bromo sejak 4 Desember 2015.

Penutupan yang berlangsung hampir dua bulan ini cukup mempengaruhi perekonomian setempat.

Status Gunung Bromo saat ini masih siaga dengan jarak aman dari kawah 2,5 kilometer. Sinar api atau glowing teramati yang disertai lontaran lava pijar berkisar 150 meter dari puncak.

Sementara asap bertekanan sedang cenderung kuat mengarah ke timur dan timur laut dengan ketinggian 1.200 mdpk atau 3.529 mdpl.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com