Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Saat Kapal Pecah, Nelayan Aceh Disandera Kapal Asing

Kompas.com - 26/01/2016, 14:27 WIB
Kontributor Kompas TV, Raja Umar

Penulis

MEULABOH, KOMPAS.com - Setelah hilang saat melaut sejak 15 November lalu, Agus Salim (51), seorang nelayan warga Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, tiba-tiba menghubungi keluarganya melalui telepon seluler.

Saat menghubungi keluarga, Agus mengaku disandera di sebuah kapal besar milik nelayan asing di perairan Samudera Hindia.

“Dua hari lalu kami terima telepon, bicara dengan ayah. Kata ayah, dia masih selamat tapi sekarang disandera di sebuah kapal besar dan dipekerjakan paksa. 'Ayah tidak dapat keluar dari sanderaan itu karena di kapal itu ada penjagaan, anjing pelacak dan harimau sehingga ayah tidak tahu kapan dapat pulang ke rumah Nak, tapi ayah usahakan bisa pulang secapatnya'," kata Gita Fazilla (21), anak kandung Agus meniru perkataan ayahnya saat dijumpai, Senin (26/1/2016).

Dalam percakapan singkat dan penuh rindu itu, lanjut Gita, ayahnya masih selamat karena ditolong oleh nelayan kapal asing yang belum diketahui bendera asalnya setelah dua minggu terombang-rambing di laut lepas saat kapal miliknya dihantam gelombang besar hingga pecah, Sabtu (15/11/2014).

“Ayah bilang kepada kami dia seperti dijual. Ayah menangis dan mengeluh karena muka dan dadanya yang sempat luka saat dihantam gelombang hingga sekarang masih terasa sakit. Namun lukanya mulai membaik karena telah diobati oleh orang asing itu. 'Tapi ayah tak dapat keluar', kata ayah dengan suara kecil sambil menangis,” ungkapnya.

Gita menuturkan, di atas kapal asing yang menjadi tempat ayahnya disandera juga terdapat sejumlah nelayan asal Aceh dan daerah lain. Mereka juga disandera dan diperkerjakan paksa sama dengan ayahnya.

“Kata ayah banyak nelayan lain juga disandra dikapal itu, ada yang sudah lebih awal disandra dari pada ayah, mereka sudah bisa keluar-keluar, kalau ayah masih dikawal ketat, ayah sekarang berada di barak 0311,” katanya.

Gita berharap ada pihak yang mau membantu melacak keberadaan ayahnya dan segera dapat dipulangkan agar bisa berkumpul kembali bersama keluarganya.

“Kami berharap ayah segera dapat dipulangkan, kami enggak tahu lagi cari cara bagaimana lagi, kami terus berdoa dan berusaha ayah segera dapat pulang,” harap Gita.

Setelah dikabarkan hilang sejak akhir tahun 2014, pemerintah, Panglima Laot dan para nelayan di Aceh Barat sempat melakukan pencarian selama beberapa hari. Namun, Agus tak berhasil ditemukan. Mereka hanya menemukan puing-puing kapal miliknya dan pakaian bekas yang sering dikenakan saat melaut.

“Setalah kejadian dulu, pemerintah ada memberikan bantuan untuk melakukan pencarian bersama nelayan dan panglima laot, tapi yang ditemukan saat itu hanya puing kapal, fiber dan pakaian milik ayah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com