Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat MAF Belum Diizinkan Terbang, 6 Warga Pedalaman Kaltara Meninggal

Kompas.com - 13/01/2016, 22:01 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Warga di pedalaman Kabupaten Nunukan yang berbatasan dengan Malaysia kini mengalami kesulitan, karena penerbangan perintis yang selama ini melayani kawasan itu berhenti beroperasi.

Sejak izin terbang untuk Missin Aviation Fellowship (MAF) belum diterbitkan, praktis kawasan pedalaman kabupaten Nunukan terisolir.

Padahal, dulu pesawat-pesawat perintis milik MAF merupakan andalan bagi warga pedalaman untuk menuju wilayah Provinsi Kalimantan Utara lainnya hingga ke Kalimantan Timur.

Kepala Adat Besar Apau Kayan, Ibau Ala mengatakan, berdasarkan catatannya sejak November 2015 hingga Januari 2016, sebanyak enam orang warga pedalaman meninggal dunia karena sakit.

Tanpa adanya penerbangan perintas MAF keenam warga yang sakit itu tak bisa dibawa ke rumah sakit dan terpaksa mengandalkan pengobatan tradisional.

Meski di tiap desa terdapat puskesmas pembantu, namun jika menderita penyakit berat tetap harus dirujuk ke rumah sakit.

“Ada Desa Apau Kayan, di situ ada dua warga yang meninggal. Sedangkan di Krayan, ada empat warga yang meninggal. Keenamnya dipastikan meninggal karena tidak bisa mendapat penanganan kesehatan lebih lanjut dari rumah sakit terdekat,” kata Ibau, Rabu (13/1/2016).

Ibau menambahkan, warga Perbatasan sangat membutuhkan angkutan udara untuk daerah-daerah terisolir.

Dengan pesawat perintis, warga Perbatasan tidak akan kesulitan menjangkau daerah-daerah perkotaan, terutama untuk keperluan darurat seperti berobat ke rumah sakit.

“Kami butuh pesawat perintis, yang bisa terbang hingga ke desa-desa paling ujung yang terisolir. Sebenarnya ada pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF). Tapi sayang sekali, MAF belum mendapat izin terbang dari TNI AU untuk melayani penerbangan perintis di Kaltara,” kata Ibau.

Ibau mengungkapkan belum keluarnya izin penerbangan MAF tentu menjadi kegelisahan warga perbatasan.

Sebab keberadaan MAF sangat dinanti-nanti warga terutama dari sisi misi sosial.

“Kami kan terisolir, jadi banyak desa di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kaltara yang memang akses keluar masuknya hanya lewat udara," papar Ibau.

"Segala kebutuhan transportasi angkutan barang maupun orang, memang hanya mengandalkan penerbangan perintis, karena itu MAF sangat dibutuhkan,” dia menjelaskan.

Sebenarnya MAF sudah pernah melayani penerbangan ke pedalaman Kalimantan Utara pada 2015. Namun MAF belum mendapatkan security clearance dan izin untuk para pilotnya.

Akibatnya, sejak 12 November 2015, MAF tak bisa terbang lagi ke pedalaman Nunukan. Padahal MAF melayani rute hingga ke desa-desa terpencil, sedangkan maskapai lain hanya terbang hingga ke ibu kota kecamatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com