Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku Catatan di Sekolah Gafatar, Ada Tulisan "Putus Komunikasi dengan Pihak Luar"

Kompas.com - 13/01/2016, 13:22 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah buku catatan yang diduga milik seseorang yang pernah beraktivitas di Sekolah Berbasis Rumah (SBR) Gafatar di Dusun Kadisoka, RT 2/RW 1, Purwomartani, Kalasan, Sleman, ditemukan di halaman samping rumah tersebut bersama sejumlah formulir kesanggupan eksodus.

Buku catatan yang ditemukan di halaman samping rumah itu kondisinya sudah rusak akibat terkena air hujan. Namun, ada beberapa catatan yang masih bisa dibaca. Tulisan itu tertoreh dengan tinta berwarna biru.

"Di luaran sana setinggi apa pun pangkat, sekaya apa pun mereka, sepintar dan sehebat apa pun mereka, tetap di mata Tuhan, mereka adalah orang yang terlaknat," demikian bunyi tulisan tersebut.

Lalu, ada pula tulisan seperti ini:

"Berbeda kita yang di dalam, semiskin apa pun kita, sesederhana apa pun, kita istimewa di mata Tuhan.

Tak hanya itu, penulis juga menulis tentang putus komunikasi dengan pihak luar.

"Putus komunikasi dengan pihak luar (saudara, bapak, ibu)."  

Penulis juga menuliskan tentang hijrah yang menurut pemahamannya seperti dalam Al Quran surat Annisa ayat 97-100.

"(4/97-100) Kita ini tertindas tidak merdeka, kita tidak bisa hidup sesuai perintah/maunya Tuhan. Seluruh dunia/ global masih banyak tanah kosong." 

Ponijo, salah satu warga yang rumahnya berada di depan lokasi sekolah tersebut, menuturkan bahwa penghuni rumah tersebut sudah pergi sejak minggu lalu.

"Sudah kosong Mas, satu mingguan lalu perginya. Mungkin kontraknya habis, mungkin lho," ujar Ponijo, Minggu (10/1/2016) sore.

Sementara itu, mantan Ketua DPD Gafatar DIY Yudhistira menegaskan bahwa sejak Agustus 2015 lalu Gafatar sudah dibubarkan secara nasional. Sejak pembubaran itu sampai saat ini, tidak ada kegiatan apa pun.

"Kalau Gafatar, Gafatar yang mana? Wong sudah bubar sejak 2015 lalu dan tidak ada kegiatan lagi. Tolong Itu perlu diklarifikasi lagi, apakah pergi murni masalah keluarga atau masalah lain," katanya.

SBR Gafatar merupakan tempat di mana Ahmad Kevin Aprilio (16) dulu pernah sekolah. Pelajar kelas 1 SMA, warga Jetis, Sinduadi, Sleman, ini tak bisa dihubungi dan tak diketahui keberadaannya lagi setelah pergi dengan ayahnya, Sanggar Yamin, pada 26 November 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com