Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Miras Oplosan Maut di Semarang Dinyatakan Buron

Kompas.com - 09/01/2016, 07:40 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sepuluh hari pasca-pesta miras oplosan yang berujung maut di pasar Tugu, Tengaran, Kabupaten Semarang, polisi sudah mengantongi identitas si pemasok miras tersebut.

Namun saat hendak ditangkap, pria berinisial O dan keluarganya sudah meninggalkan rumah. Saat ini, aparat Sat Reskrim Polres Semarang dan Unit Resmob Polres Semarang masih memburu tersangka yang duga sudah melarikan diri keluar daerah.

"Mr O ini warga Banyubiru. Kemarin saat kita datangi rumahnya dalam keadaan sudah kosong. Dia dan keluarga sudah tidak ada di rumah," ungkap Kasatreskrim Polres Semarang, AKP Herman Sophian, saat dihubungi, Sabtu (9/1/2016).

Petugas lalu meggeledah rumah Mr O tersebut dan menemukan beberapa botol yang identik dengan barang bukti yang ditemukan di Kios 43A Pasar Tugu.

Di lokasi tersebut, juga didapati beberapa sachet serbuk leci yang diduga sebagai salah satu bahan campuran miras oplosan yang dibuat Mr O.

"Botolnya sama dengan yang kita temukan di TKP pasar Tugu," jelasnya.

Rupanya, tersangka bukanlah pemain baru. Dia sudah lama bergelut dalam bisnis miras oplosan. Bahkan, menurut Herman, berdasarkan data Polsek Banyubiru, Mr O sebelumnya juga pernah terlibat kasus serupa dan dijerat hukuman tindak pidana ringan.

"Sudah pernah ditangkap anggota Polsek Banyubiru dan dijerat pidana ringan," tuturnya.

Sementara itu, perkembangan dari kasus miras oplosan yang menewaskan dua orang warga Tingkir, Salatiga, polisi sudah memeriksa enam saksi.

Proses otopsi terhadap kedua jasad kedua korban yang sedianya akan dilakukan pekan ini gagal karena ditolak pihak keluarga.

Sedangkan, korban selamat, masing-masing Herman Sigit Sutrisno, Rahayu Subagyo, Nanang Supriyadi, dan Budi alias Batang belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam perawatan medis.

"Keluarga korban tewas yang kemarin sudah setuju otopsi, kini berubah pikiran. Mereka menolak, kami pun tidak bisa berbuat banyak kalau begini. Korban selamat kondisinya belum stabil, jadi kita tunda pemeriksaannya," kata Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com