“Tidak ada itu, saya tidak diusir. Tidak benar itu,” kata Abua saat menghubungi Kompas.com Sabtu (2/1/2016) malam.
Dia mengungkapkan, ketika berada di Pantai Ora bersama dua anaknya, dia didampingi Kepala Desa Saleman, kepala pemuda, tokoh adat desa setempat, lalu bergegas ke Air Balanda yang berjarak beberapa ratus meter dari Pantai Ora.
“Saya datang dengan dua anak saya. Kita datang ke Air Balanda, lokasinya memang dekat dengan Ora, hanya sehari di situ, tidak sempat bermalam lalu kembali,” kata Abua.
Menurut dia, saat berada di Desa Saleman, dia malah makan duren bersama masyarakat setempat dan tidak ada yang mengusirnya. Dia sendiri memilih kembali bukan karena dicegat atau diusir warga setempat tetapi karena dihubungi Dandim kota Masohi.
Pasalnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan mengunjungi kota tersebut.
“Pak Dandim hubungi saya dan memastikan Pak Panglima akan datang ke Masohi. Jadi sebagai kepala daerah saya harus kembali untuk menjemput beliau. Jadi, sekali lagi saya balik dari sana (Pantai Ora) bukan karena diusir tetapi karena kedatangan Panglima TNI,” ujarnya.
Dia menambahkan, rencana kedatangannya ke lokasi wisata itu seharusnya dilakukan pada Kamis pekan lalu. Rencananya saat itu dia akan menemui seluruh kepala desa di Kecamatan Seram Utara Barat untuk membagikan bantuan.
Namun rencana itu dibatalkan dan dilakukan pada Jumat pekan lalu.
“Saya memang sempat dengar kalau ada warga yang menanyakan soal masalah kepala desa di Saleman. Tapi saya mau bilang begini, dalam aturan itu tidak boleh ada dua kepala desa dalam satu desa. Masalahnya ada sebagian warga yang menginginkan saya melantik kepala desa adat yang mereka inginkan, itu bertentangan karea sudah ada kepala desa yang ditunjuk oleh Saniri Negeri (pemangku adat),” kata Abua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.