Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Bersejarah De Locomotief Hancur, Warga Tak Tahu

Kompas.com - 23/12/2015, 02:33 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Hancurnya bekas gedung berserjarah di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah tidak disadari oleh warga sekitar.

Sejumlah pedagang yang tiap hari berjualan di sekitar gedung tidak mengetahui bangunan yang rusak itu bangunan bersejarah.

Salah satu pedagang ayam jago di Jalan Kepodang, Semarang, Rusdi mengatakan dia tak tahu menahu bangunan yang rusak merupakan Gedung eks De Locomotief, koran pertama di Semarang yang terbit pada tahun 1863.

“Saya enggak tahu itu gedung apa. Sejak berjualan kondisinya sudah rusak,” kata dia, Selasa (22/12/2015).

Jalan Kepodang di kawasan Kota Lama Semarang sempat dijadikan tempat untuk pengambilan adegan film Ayat-Ayat Cinta.

Selain itu, kawasan kota lama juga menjadi tempat syuting film Soekarno, Soe Hok Gie, Sang Kiai, dan Hos Tjokroaminoto.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyebutkan keberadaan Kota Lama Semarang sebagai yang terbaik, jika dibanding dengan Kota Tua Jakarta. Pemprov sendiri berencana mengembangkan kawasan Kota Lama sebagai salah satu destinasi wisata.

Namun, keberadaan salah satu gedung bersejarah yang berada di Jalan Kepodang nomor 20-22 tersebut ternyata tidak dirawat. Kondisinya dibiarkan hancur. Gedung De Locomotief itu terlihat nyaris rubuh hingga meninggalkan tembok yang membujur panjang yang sebagian besar bagiannya terkelupas, serta tanpa disertai dengan peneduh atau atap.

Baca: (Luput dari Perhatian Pemkot Semarang, Gedung Bersejarah De Locomotief Hancur)

Salah seorang pedagang lain, Mulyadi mengatakan, lokasi gedung di Jalan Kepodang kerap dijadikan tempat syuting film. Ada beberapa adegan film yang mengambil latar gedung tua di Kota lama. Namun, ia tidak tahu gedung yang nyaris hancur di dekat tempatnya berdagang masuk kawasan bersejarah.

“Saya enggak tahu, itu gedung apa. Kalau bersejarah mestinya ditulis gedung pelestarian cagar budaya. Di sana tidak ada,” ungkapnya.

Pegiat Komunitas Sejarah Semarang pun mendesak agar Pemerintah memasukkan gedung yang roboh itu sebagai gedung bersejarah, hingga dilakukan langkah pelestarian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com