Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto, Bupati Bergelar Dokter yang Bikin Gerakan "Bela dan Beli Kulon Progo"

Kompas.com - 16/12/2015, 15:06 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Nama Hasto Wardoyo memang tidak sepopuler Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, ataupun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Namun, putra daerah yang kini menjadi Bupati Kulon Progo ini ternyata mempunyai gebrakan yang tak kalah menariknya jika dibanding dengan para pejabat populer di atas.

Kini, perlahan tetapi pasti Hasto mampu mengubah wajah Kulon Progo menjadi wilayah yang mandiri.

Selepas dilantik menjadi Bupati Kulon Progo pada 2011 lalu, Hasto Wardoyo yang mengaku prihatin dengan kondisi wilayah yang dipimpinnya langsung menggagas gerakan. Bagaimana tidak? Kulon Progo adalah kabupaten termiskin di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Kami saat itu kan kabupaten yang masih miskin. Kemiskinan 24,6 persen itu kan tinggi," ujar Hasto Wardoyo dalam perbincangan dengan Kompas.com di rumah dinas Bupati Kulon Progo, Rabu (16/12/2015).

Hasto mengaku langsung melakukan aksi agar Kulon Progo bisa lepas dari predikat kabupaten termiskin tersebut. Bupati bergelar dokter ini lantas membuat gerakan kemandirian yang diberi nama "Bela dan Beli Kulon Progo".

Gerakan ini diluncurkan pada pertengahan tahun 2012. "Ada beberapa program di dalam gerakan 'Bela dan Beli Kulon Progo'," ucap dia.

Inti dari gerakan ini ialah menguasai pasar lokal dengan produk-produk lokal Kabupaten Kulon Progo, sepanjang potensi lokal mampu memproduksi.

"Kita berpikir sederhana dan yang bisa dikerjakan sekarang jangan hanya menjadi angan-angan," tandas dia.

Filosofinya pun tergolong sederhana. Jika ingin membela Kabupaten Kulon Progo, caranya dengan membeli produk sendiri. Diandaikan tentara, membela Tanah Air tentunya dengan segenap jiwa dan raga.

"Kalau masyarakat, cara membelanya ya dengan membeli dan mencintai produk sendiri," ujar dia.

Gerakan itu kini telah mengakar di segala lapisan masyarakat di Kulon Progo. "2011 itu 24,6 persen. Sekarang menurun empat persen. Memang belum besar, tapi jangka panjang, jika gerakan ini terus dilakukan maka hasilnya akan lebih," kata Hasto Wardoyo yakin.

Hasto menyampaikan, apa yang dilakukannya bukanlah semata-mata pekerjaan, melainkan sebuah karya. Berkarya tentu ada inovasi dan tidak melihat untung rugi bagi pribadi.

"Saya ini berkarya, bukan bekerja. Kalau berkarya itu tidak akan lelah, dan selalu menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com