"Penilaiannya sangat ketat, persiapannya sangat panjang," kata Emil, begitu dia biasa disapa, di Jalan Braga, Bandung, Senin (14/12/2015).
Emil menceritakan, perjalanan Kota Bandung untuk mendapatkan penghargaan itu cukup terjal. Kota Bandung, kata dia, menunggu sampai tiga tahun hingga gelar itu diumumkan pada tanggal 11 Desember 2015 lalu.
"Kita menunggu tiga tahun mendaftar saat saya belum jadi wali kota itu tahun 2012. Tahun lalu gagal karena ada persyaratan yang tidak terpenuhi. Alhamdulillah tahun ini dapat anugerah itu," kata dia.
"Artinya, segala unsur kehidupan di Kota Bandung harus punya nilai tambah yang progresif, tidak boleh membuat sesuatu yang biasa saja. Standarnya harus kelas dunia," kata Emil.
Bagi Emil, gelar tersebut tidak hanya memperkenalkan Kota Bandung di mata dunia, tetapi juga sebagai bukti bahwa energi kreatif warga Bandung diakui dunia.
"Ini membuktikan energi kreatif Bandung tidak hanya diakui oleh nasional, tetapi secara internasional sehingga memang harus dibuktikan Bandung memang layak naik kelas di kelas dunia," tutur dia.
Dia menjelaskan, ada beberapa indikator penilaian untuk penghargaan itu. Salah satunya ialah pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik yang sesuai dengan standar internasional.
"Indikatornya, ada berapa bisnis di bidang desain, ada berapa institut pendidikan di bidang desain, dan komitmen pemerintah. Kita kan ada komite ekonomi kreatif. Itu sangat dihargai juga. Kita melakukan ruang publik yang didesain standar internasional, seperti alun-alun," ucap Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.