Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rest and Peace PLN"

Kompas.com - 17/11/2015, 14:15 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Ratusan warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi demo di kantor PLN Kota Kupang lantaran PLN melakukan pemadaman bergilir secara sepihak selama sepekan terakhir ini.

Warga yang geram atas ulah pemadaman sepihak kemudian berjalan kaki sambil membawa spanduk dan poster yang berisi kecaman terhadap kinerja PLN serta krans bunga untuk dihadiahkan kepada pihak PLN.

Koordinator aksi, Sarah Leri Mboik, mendesak manajemen PLN Cabang Kupang untuk menghentikan pemadaman listrik secara sepihak dan sewenang-wenang, serta menjamin pemenuhan kebutuhan listrik bagi warga secara terus-menerus sesuai standar mutu.

"Kami minta kepolisian agar segera menyelidiki pelanggaran dan pengabaian terhadap hak-hak pelanggan serta meminta DPRD NTT dan Kota Kupang untuk mengambil langkah demi kepentingan masyarakat NTT," kata Sarah, Selasa (17/11/2015).

"Kami para nasabah juga meminta BPK untuk melakukan audit investigatif dan audit forensik terkait pengelolaan keuangan di PT PLN Cabang area Kupang dan PLN wilayah NTT," sambungnya.

Warga juga, kata Sarah, menuntut penghentian pemasangan meteran baru, terutama untuk kepentingan bisnis, seperti hotel, ruko, dan pusat perbelanjaan, di Kota Kupang.

"Hentikan semua bentuk pemaksaan kepada pelanggan untuk lakukan migrasi dari meteran pasca-bayar ke pra-bayar," kata Sarah.

Berdasarkan pantauan, barikade kepolisian yang sedang berjaga-jaga di depan gerbang kantor PLN pun tidak mampu membendung desakan warga yang mayoritas adalah ibu-ibu rumah tangga untuk masuk ke dalam kawasan kantor PLN.

Tidak puas dengan aksi diam manajemen PLN yang menolak saat hendak diajak tatap muka, massa nyaris bertindak ricuh. Mereka menghadiahkan krans bunga serta poster bertuliskan "rest and peace" sambil berorasi meminta agar pejabat PLN saat ini segera diganti karena tidak mampu melayani pelanggan di Kota Kupang.

Aksi pun sempat memanas saat aparat, yang hendak memediasi warga untuk tatap muka, ditolak oleh manajemen PLN. Terlebih lagi, kamera salah satu warga sempat dirampas oleh pihak satuan pengamanan PLN. Hal ini memicu amarah warga yang berujung tindakan saling dorong antaran massa dan aparat.

Warga akhirnya mundur setelah berunjuk rasa selama lebih kurang tiga jam karena tidak berhasil melakukan tatap muka langsung dengan pihak manajemen PLN. Warga pun mengecam akan melakukan aksi pada esok pagi dengan jumlah yang lebih banyak, dan akan membangun tenda di halaman kantor hingga tuntutan mereka diterima oleh PLN.

Saat dihubungi, Manajer Area PT PLN Persero Kupang Maria Goreti Indrawati Gunawan menjelaskan, pemadaman listrik terjadi karena dua PLTU saat ini belum bisa beroperasi dengan baik.

"Kami memohon maaf kepada semua pelanggan PLN atas pemadaman ini. Pemulihan PLTU akan kami upayakan secepatnya sehingga sistem listrik bisa normal kembali. Mohon partisipasi aktif untuk program hemat energi, apabila listrik sudah menyala kembali," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com