"Asap berdampak terhadap oksigen yang dihirup anak-anak berkurang, ini akan mengganggu pertumbuhan sel-sel saraf di otak anak sehingga kecerdasannya berkurang," kata Dr Taswin Yacob, SpS dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin (26/10/2015).
Ia mengatakan, asap yang melanda Riau dan sekitarnya sejak tiga bulan terakhir berisiko menurunkan kecerdasan anak. Asap memengaruhi pasokan oksigen yang seharusnya dihirup bersih dan bebas oleh anak menjadi berkurang, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Menurut Taswin, makin banyak anak yang menghirup udara mengandung bahan kimia beracun itu, selain kecerdasannya berkurang, dampak terparahnya akibat terpapar asap yaitu penderita mengalami kanker paru dan autis pada anak.
"Tentunya anak-anak harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah daerah perlu menyediakan ruangan evakuasi yang bebas asap, paling tidak dilengkapi dengan alat penyaring udara," katanya.
Ruang evakuasi, katanya lagi, perlu terus ditambah untuk menampung balita dan kelompok rentan lainnya terhadap paparan risiko asap.
"Riau makin terancam kehilangan generasi potensial, apalagi kini waktu belajar anak terus berkurang setelah diliburkan beberapa lama," katanya.
Data Dinkes Riau menyebutkan, seorang pelajar MIN di Pekanbaru, Ramadhan Lutfi Aerli, meninggal dunia yang diduga kuat akibat asap. Berikutnya, Ardian (6) meninggal dunia yang diduga kuat disebabkan oleh kabut asap pekat akibat kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.