Pakar Satwa Liar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ani Mardiastuti mengatakan, ujung dari bencana ini adalah punahnya satwa liar.
"Kebakaran hutan dapat menyebabkan kematian langsung satwa liar. Mereka terbakar api dan kekurangan oksigen akibat menghirup asap pembakaran," kata dia, Rabu (21/10/2015).
"Kita bisa menjumpai bangkai serangga, kucing hutan, ayam hutan, landak, trenggiling dan sebagainya di sekitar area kebakaran," kata Ani lagi.
"Bahkan pernah dijumpai bangkai orang utan terbakar di pohon," sambungnya.
Ani mencontohkan, populasi Harimau Sumatera yang dulu ribuan, kini dalam beberapa tahun terakhir menurun menjadi 400 sampai 500 ekor saja.
“Sekarang, ditambah dengan adanya kebakaran hutan di Jambi, Riau dan Sumatera Selatan, jumlah populasinya pasti kian menurun," kata Ani.
Menurut dia, satwa liar mempunyai manfaat yang tidak bisa dipandang remeh. Satwa liar berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem alam. Jika populasinya menurun, keseimbangan alam pasti terganggu.
Beberapa hewan seperti serangga dan kelelawar berfungsi sebagai polenator atau membantu proses penyerbukan tanaman. Dengan kepunahan hewan tersebut, dikhawatirkan produksi pangan turun.
“Khusus di area kebakaran, bila sekiranya dijumpai satwa liar yang berkeliaran hendaknya dihalau saja. Jangan diganggu, kalau mereka tidak mengganggu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.