Turis Asal Bogor Meninggal di Gunung Ijen

Menurut Hisyam, mereka sampai di kawasan Paltuding sekitar pukul 04.30 WIB. Mereka berangkat dari penginapan Ijen Cliff dan tiba Banyuwangi satu hari sebelumnya.

"Sekitar satu kilometer jalan, ayah berhenti dan meminta kami melanjutkan perjalanan tanpa beliau menuju puncak," kata Hisyam.

Hisyam pun melanjutkan perjalanan bersama ibu dan adik lelakinya menuju puncak Ijen. Sementara, sang ayah turun kembali ke Paltuding dibantu oleh penambang belerang dengan diangkut gerobak belerang.

"Saat sampai puncak kami disusul oleh penambang lain dan mendapatkan kabar jika ayah sakit dan dibawa puskesmas. Kami memutuskan untuk turun dan menyusul ayah," kata siswa kelas 3 SMA tersebut.

Berdasarkan pengakuan Hisyam, sebelum naik gunung, ayahnya dalam keadaan sehat dan sama sekali tidak mengeluh kan sesuatu. "Ini baru pertama kali naik Ijen, tapi sebelum ke sini kami ke Bromo," kata dia.

Sementara itu, AKP Jupriadi, Kepala Polsek Licin menjelaskan, Jaman meninggal di puskesmas Licin sekitar pukul 06.45WIB. "Kepada petugas kesehatan korban mengaku sesak nafas," kata AKP Jupriadi.

Sebelumnya, jalur pendakian ke kawah eksotis tersebut ditutup sejak Kamis (1/10/2015) sore. Penutupan pendakian dilakukan menyusul terjadinya letusan keras dari dalam kawah.

Jupriadi juga menjelaskan, pihak kepolisian sudah berkoordinasi dengan pihak lain terkait pengamanan pendakian Gunung Ijen. Menurut dia, pasca ledakan dari kawah, pendakian Gunung Ijen hanya diperbolehkan pada siang hari, dan tertutup untuk pendakian malam.

"Untuk pendakian malam memang dilarang. Selain itu kami sudah memberikan imbauan agar anak -nak, wanita hamil atau mereka yang tidak sehat untuk membatalkan pendakian," kata dia lagi.

Selain Kamarul Jaman, Johan Joseph Brunner (68), turis asal Swiss, juga meninggal di tengah perjalanan saat mendaki kawah Gunung Ijen dari Paltuding Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (1/9/2015).