Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Nunukan Banyak Pedagang Jual Barang Kedaluwarsa Jelang Idul Adha

Kompas.com - 22/09/2015, 19:19 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menyita dan membakar barang kedaluwarsa yang mereka temukan di kios dan toko pedagang di sejumlah pasar.

Petugas mengaku telah memberikan peringatan untuk memusnahkan barang-barang kedaluwarsa secara swadaya sebagai bentuk pembinaan. Namun, Disperindagkop Nunukan banyak menemukan pedagang nakal yang kembali menjual barang kedaluwarsa dalam operasi jelang Idul Adha.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindakop Kabupaten Nunukan Manyala Jolo mengatakan, pihaknya langsung membakar barang-barang kedaluwarsa tersebut untuk mencegah dijual kembali oleh pedagang.

“Langsung kami musnahkan karena takut seperti kejadian pada saat kami turun, kami suruh musnahkan itu artinya pembinaan dulu. Tetapi sekali lagi kami turun kami dapati lagi, artinya tidak ditarik tapi langsung kami musnahkan sendiri di situ. Bandel betul,“ ujar Manyala. Selasa (22/9/2015).

Dalam operasinya di salah satu toko di Pasar Sentral Inhutani, Disperinagkop bahkan mendapatkan satu gerobak penuh barang kedaluwarsa. Pemilik toko menjual barang-barang kedaluwarasa yang terdiri dari kopi sachet, kecap, makanan bayi, biskuit, obat untuk kue bahkan obat sakit kepala. Barang-barang itu langsung diangkut dan dimusnahkan dengan cara dibakar.

“Dari satu toko itu saja, kami dapati 26 items produk, jumlahnya banyak ratusan. Kebanyakan barang kebutuhan sembako baik dari Indonesia maupun barang dari Malaysia. Kalau dari Malaysia, biasanya minuman,” imbuh Manyala.

Untuk mencegah beredarnya barang-barang kedaluwarsa menjelang Idul Adha, Disperndagkop akan melakukan razia intensif dalam beberapa hari ke depan. Selain itu, Disperindagop Nunukan juga akan mencabut izin pemilik toko jika masih kedapatan menjual kembali barang kedaluwarsa.

“Ini kan berbahaya kalau beredar dan dikonsumsi masyarakat. Apalagi ada obat kedaluwarsa yang kami dapati. Sudah racun menjadi lebih beracun kalau dikonsumsi,” pungkas Manyala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com