Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Bella Vioela Jaya Terlambat Tiba di Banyuwangi

Kompas.com - 09/09/2015, 13:50 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jenazah Bella Vioela Jaya (17), warga Dusun Krajan, Desa Taman Agung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur, terlambat tiba di Banyuwangi. Awalnya, jenazah gadis yang tewas dalam kecelakaan kapal di Malaysia tersebut diperkirakan sampai di Banyuwangi, Rabu (9/9/2015) dini hari.

"Jenazah Bella dari Banyuwangi dan Murai asal Jember baru sampai Juanda Surabaya 07.15 WIB tadi pagi. terlambat karena kargo dari Bandara Soekarno Hatta tidak ada yang mengangkut, jadi baru sampai tadi pagi," kata Tjipto Utomo, Kepala Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) di Surabaya saat ditemui Kompas.com, siang ini.

Sementara itu, satu jenazah lagi dari Jember atas nama Ponijan asal Dusun Kasian, Desa Serut, Kecamatan Panti, Jember, akan diangkut kargo pada sore hari nanti. "Untuk Madura ada enam orang yang sudah teridentifikasi," kata Tjipto.

Tjipto menjelaskan, LP3TKI telah menemui keluarga Bella untuk memberikan santunan. "Ilegal atau tidak ilegal mereka tetap warga negara Indonesia," kata dia.

Sementara itu, terkait keberadaan Bella di dalam kapal yang tenggelam, Tjipto memastikan bahwa status Bella adalah tenaga kerja Indonesia. "Orang yang di luar negeri dalam prosedur apapun dan dia bekerja itu sudah tenaga kerja," kata dia.

Menurut Tjipta, data Bella tidak masuk dalam sistem, sehingga tidak bisa lacak identitasnya. "Dia pulang karena sudah sukses," ujar dia.

Bukan TKI
Sementara itu, Sapuan, paman Bella, memastikan jika Bella bukan tenaga kerja Indonesia. Keponakan perempuannya tersebut ke Malaysia untuk menemui ayahnya yang mempunyai kewarganegaraan Malaysia. Bella berangkat sebelum lebaran.

"Saat mengetahui ada kecelakaan kapal, keluarga langsung menghubungi kerabat yang ada di Malaysia untuk memastikan keberadaan Bella karena sebelum berangkat Bella memberitahu ibunya akan pulang dengan menaiki kapal. Alasannya paspornya hilang," ujar Sapuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com