Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal, Nenek Baha Minta Rumah Bantuan Pembaca "Kompas.com" Diwakafkan

Kompas.com - 03/09/2015, 10:08 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Setelah dua tahun lebih menempati rumah bantuan pembaca Kompas.com, Baha (83), nenek sebatang kara yang tinggal di hutan Dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengembuskan napas terakhir. (Baca: Nenek Baha, Bangun Rumah dari Bantuan Pembaca Kompas.com)

Baha meninggal di kediamannya di Mampie, Rabu (2/9/2015) malam. Sebelumnya, Baha sempat mengeluh sakit. Dia pun terbaring selama dua minggu dan dirawat petugas puskesmas setempat.

Sebelum meninggal, Baha meninggalkan pesan agar rumah hasil sumbangan yang diterimanya itu diserahkan kepada warga yang benar-benar tidak mampu. (Baca: Nenek Baha Hidup Berteman Kucing di Tengah Hutan)

Sang nenek meninggal dunia setelah mengalami sesak napas. "Sebelum meninggal, nenek Baha berpesan agar rumah kebanggaannya itu diwakafkan kepada warga yang tidak mampu untuk membantu kehidupan mereka," ujar Muh Yusri, salah satu warga, yang juga tetangga nenek Baha.

Selama hidupnya, sang nenek dikenal sebagai wanita yang ulet. Pada usia yang seharusnya hanya tinggal di rumah dan dihibur sang cucu, Baha masih harus bekerja keras. Ia harus menggarap kebun ubi jalar yang menjadi sandaran hidupnya.

Sering kali warga membawakan makanan atau beras untuk dimasak. Baha memang tercatat sebagai warga miskin yang mendapat jatah raskin empat liter per bulan. Namun, karena alasan tak punya uang untuk ongkos ke kantor kelurahan tempat raskin dibagikan, Baha sering tak bisa mengambil jatahnya.

Baha tinggal digubuk berukuran 2 meter x 1,5 meter. Tangkai kayu dan batang bambu yang menopang gubuknya sudah miring dan lapuk dimakan usia. Dengan beratap rumbia dan berdinding daun kelapa, Baha harus tidur dan berteduh di sana selama bertahun-tahun.

Pada Februari 2013 lalu, gubuk baha sempat porak-poranda dan rata dengan tanah karena diterjang puting beliung. Baha yang hidup sebatang kara ini mengaku sempat putus asa sebelum akhinrya mendapat bantuan warga dan pembaca Kompas.com kala itu.

Warga yang bersimpati dengan nenek yang rumahnya hancur kala itu bergotong royong mendirikan rumah baru hingga ia punya rumah layak huni berukuran 5 meter x 6 meter. Meski rumahnya tak dialiri listrik, Baha terlihat sangat senang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com