Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricuh karena Pedagang Tolak Relokasi, Pisang dan Jeruk Berhamburan

Kompas.com - 27/08/2015, 12:26 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMASA, KOMPAS.com - Penggusuran paksa pedagang di Pasar Sentral Mamasa Sulawesi Barat berlangsung ricuh, Kamis (27/8/2015). Puluhan pedagang menolak direlokasi ke pasar tradisional yang baru saja diresmikan pemerintah dan bersitegang dengan petugas Satpol PP.

Para pedagang ini beralasan menolak direlokasi ke pasar baru karena jaraknya jauh dan biaya operasional mereka bertambah. Pedagang juga menilai tempat barunya, Pasar Tradisional Barra-barra, sepi pembeli. Meski menolak direlokasi, petugas tetap menggusur dan membongkar paksa lapak-lapak pedagang.

Sejumlah ibu yang menolak lapaknya dibongkar sempat terlibat perkelahian dengan petugas Satpol PP hingga barang-barang jualan mereka, seperti pisang dan jeruk, berhamburan di jalan raya.

Karena kalah jumlah dengan Satpol PP, pedagang hanya bisa melihat lapak-lapak yang mereka pertahankan akhirnya dibongkar. Sejumlah ibu yang tidak terima upaya paksa petugas ini sempat histeris sambil memaki-maki dan mengutuk petugas yang dinilai tidak berperikemanusiaan.

Para pedagang mengeluhkan karena biaya sewa Pasar Barra-barra yang mahal hingga mencapai Rp 6 juta. Selain itu, jaraknya yang jauh menambah biaya modal bagi pedagang.

Adi, pedagang di pasar Mamasa, mengaku biaya operasional yang membengkak hingga Rp 30.000 per hari dan sewa lapak yang mahal tidak cukup menutupi pendapatannya yang tak lebih dari Rp 100.000 per hari.

“Bayangkan Pak, pendapatan yang tidak lebih dari Rp 100.000, biaya transportasi mencapai Rp 30.000 per hari, sementara sewa tempat mencapai Rp 6 juta. Lalu kita dapat untung dari mana?" ujar Adi.

Namun, Satpol PP tetap membongkar lapak lama mereka. Para pedagang sudah diberikan batas waktu berjualan di pasar yang lama dan pindah ke pasar yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com