Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Go-Jek di Bandung Takut Beratribut, Ini Komentar Sang CEO

Kompas.com - 25/08/2015, 10:47 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ekspansi yang dilakukan ojek berbasis aplikasi atau Go-jek di Kota Bandung terganjal penolakan dari sejumlah pengemudi ojek pangkalan. Hal itu menjadi sebab mayoritas pengemudi Go-jek di Bandung enggan memakai atribut seperti helm dan jaket serba hijau.

Dede Tri, salah seorang pengemudi Go-jek mengaku pernah mendapat intimidasi dari sejumlah tukang ojek pangkalan. Enggan mengambil risiko, dia pun belum berani memakai atribut.

"Mayoritas Go-jek di Bandung tidak pakai atribut, karena takut ada intimidasi. Tapi tidak sampai dipukul sih. Banyak penumpang komplain pas kemarin musim liburan," kata Dede saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2015).

Beberapa rekan lain, kata Dede, sudah mengetahui lokasi yang dianggap rawan atau terang-terangan menolak keberadaan para pengemudi Go-jek. "Di Jalan Tubagus Ismail, Sadang Serang, Margahayu Raya, Sekeloa, saya sudah tahu wilayah konflik, saya menghargai ojek konvensional lah," ungkap dia.

Menanggapi hal itu, CEO PT Gojek Indonesia Nadeem Makarim mengakui, banyak pengemudi Go-jek di Bandung yang belum berani memakai atribut. Menurut dia, hal itu merupakan hak pengemudi.

"Itu hak mereka kalau mereka merasa belum aman itu kita support, memang secara aturan kita harus dipakai biar customer bisa mengidentifikasi, tapi banyak belum nyaman memakai atribut," tutur Nadeem di Bandung, kemarin.

Dia memaparkan, banyak pengemudi Go-jek yang mengeluh lantaran belum bisa memakai atribut. Padahal, kata Nadeem, para pengemudi Go-jek mempunyai kebanggaan saat mengenakan identitas profesinya.

"Di Jakarta, orang pakai jaket Go-jek sudah kebanggaan. Mereka pengen pakai tapi takut karena belum semua temennya pakai. Tapi, kemananan nomor satu, itu prioritas," kata Nadeem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com