UNGARAN, KOMPAS.com — Tidak ada yang bisa menjamin kalau permainan (olahraga) tradisional seperti balap teklek (terompah), balap karung, tarik tambang, dan dagongan (saling dorong dengan bambu) tidak akan punah.
Kekhawatiran pun diungkap oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Salatiga, Gati Setiti, seusai membuka Lomba Olahraga Tradisional/Rekreasi tingkat SMA dan SMP kawasan Kota Salatiga di Lapangan Kridanggo, Senin (24/8/2015). Padahal, menurut Gati, olahraga tradisional tidak hanya menyehatkan, tetapi juga sangat menghibur.
"Olahraga tradisional ini jangan sampai punah. Nah, kegiatan ini antara lain bertujuan untuk mengembangkan olahraga tradisional di masyarakat. Olahraga tersebut merupakan warisan nenek moyang dan budaya bangsa yang sudah selayaknya kita lestarikan," kata Gati.
Dengan memasyarakatkan kembali olahraga tradisional melalui kompetisi di tingkat lembaga pendidikan, Gati bermimpi bahwa olahraga asli Indonesia ini kelak akan bisa diperlombakan dalam ajang internasional, seperti olimpiade.
"Selain itu, olahraga ini juga mampu menjadi aset perekonomian, potensi pariwisata bagi bangsa," ujar Gati.
Lomba olahraga tradisional yang mulai langka dimainkan masyarakat ini ternyata diapresiasi oleh para siswa. Finanda, siswa MAN Salatiga kelas XII, mengatakan, meski menahan terik matahari dan kepulan debu, dia mengaku sangat senang mengikuti lomba.
"Saya senang mengikuti lomba tradisional ini. Ya meskipun tanpa latihan dan persiapan khusus, saya merasa senang bisa ikut lomba dagongan. Walaupun kalah, saya tetap semangat menonton pertandingan lainnya sekalian memberikan semangat ke teman-teman," ujar Finanda.
Handayani Qosim selaku panitia mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan yang diadakan di tingkat kota/kabupaten, provinsi, hingga tingkat nasional.
"Tanggal 17 September ini, para pemenang akan mengikuti seleksi tingkat provinsi di Rindam, Magelang. Para pemenang di tingkat provinsi akan mewakili Jawa Tengah dalam ajang serupa tingkat nasional di Bali," ucap Handayani Qosim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.