Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Hujan Buatan, BPPT Semai 1.600 Kilogram Garam di Kalbar

Kompas.com - 11/08/2015, 20:09 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com — Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Kalimantan Barat, Selasa (11/8/2015). Penerapan TMC dimaksudkan untuk meminimalisasi jumlah titik api (hotpsot) dan dampak kabut asap dengan hujan buatan.

Sebanyak 1.600 kilogram garam disemai di beberapa daerah di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) pada hari pertama ini. Garam tersebut dibawa menggunakan pesawat CASA 212-200 milik TNI AU dari Lanud Supadio, Pontianak. Hasilnya, sekitar pukul 19.00 WIB, walau hanya sebentar, Kota Pontianak mulai diguyur hujan hasil penyemaian garam tersebut. Selain itu, beberapa daerah lainnya, seperti di Kabupaten Sanggau, diguyur gerimis.

Kepala UPT Hujan Buatan, Heru Widodo, mengatakan, garam berbentuk butiran sangat halus tersebut ditaburkan ke awan hujan (kumulus) untuk mengumpulkan tetes air yang ada sehingga lebih efektif. Durasi waktu yang dibutuhkan sejak penyemaian hingga terjadinya hujan tergantung dari jenis awannya. Berlangsungnya proses pembesaran tetes air diharapkan bisa mempercepat proses dan menghasilkan curah hujan yang tinggi.

"Hari ini, kami melakukan dua kali penerbangan, masing-masing penerbangan mengangkut 800 kilogram garam untuk disemai," ujar Heru kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (11/8/2015) malam.

Dalam penerbangan pertama, kata Heru, pesawat berangkat sekitar pukul 13.15 WIB hingga 14.25 WIB, membawa bahan semai ke arah Kabupaten Landak dan sekitarnya. Adapun penerbangan kedua dilakukan pada pukul 15.05 WIB hingga 16.25 WIB, dengan penyemaian di wilayah Kabupaten Sanggau dan sekitarnya.

"Pertumbuhan awan di wilayah Kalbar bagian utara tadi cukup baik. Selain itu, pertumbuhan awan sebelah timur laut Kota Pontianak juga baik. Nah, hujan yang turun barusan itu salah satu hasil penyemaian tadi," kata Heru.

Satelit NOAA-18 pada tanggal 8 Agustus 2015 mendeteksi 53 titik api di wilayah Kalbar. Jumlah tersebut meningkat menjadi 97 titik pada tanggal 9 Agustus 2015.

Pelaksanaan operasi TMC di Kalbar rencananya berlangsung selama 2 bulan dengan posko utama di Lanud Supadio. Selain itu, untuk membantu pengamatan dan kondisi awan wilayah target, BPPT akan menempatkan personel di dua lokasi pos pengamatan meteorologi di daerah Sekadau dan Teraju.

Stok bahan yang dimiliki BPPT untuk wilayah Kalbar saat ini tersisa 26,7 ton garam, dan diharapkan cukup untuk operasi TMC. Sejauh ini, rincian anggaran yang dibutuhkan dalam penerapan teknologi hujan buatan di Kalbar belum diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com