Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untung Ada Pedagang Selongsong Ketupat...

Kompas.com - 23/07/2015, 10:59 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sepekan setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat muslim di berbagai tempat di Nusantara biasanya merayakan Lebaran Ketupat atau disebut Bodo Kupat dalam tradisi Jawa.

Lebaran Ketupat tahun ini akan jatuh pada Jumat (24/7/2015) besok, atau tepat sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi Lebaran Ketupat sebenarnya adalah perayaan setelah umat Islam menjalankan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal atau persis sehari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Di berbagai daerah Lebaran Ketupat juga dikenal dengan nama Syawalan, seperti di Kaliwungu (Kendal) dan Bulusan (Kudus). Ada menu wajib yang identik dengan Lebaran Ketupat, yakni makan opor ketupat.

Ketupat adalah beras yang dikemas dalam selongsong daun kelapa muda (janur), kemudian dikukus hingga mengembang penuh di dalam selongsong. Nah, sekarang tidak perlu bersusah payah membuat selongsong ketupat. Banyak pedagang musiman yang menjual selongsong ketupat ini.

Seperti di Pasar Bandarjo, Ungaran. Di pasar terbesar di Kabupaten Semarang ini banyak dijumpai pedagang selongsong ketupat, salah satunya adalah Longgar Jati (27). Pria asal Salatiga ini dalam kesehariannya adalah pedagang bakso keliling, namun setiap momen Lebaran dia beralih menjual selongsong ketupat.

"Saya sudah dua Lebaran ini jualan selongsong ketupat. Lebrab kali ini saya meenyiapkan dua ribu lembar daun ketupat. Sore ini harus habis sebab besok sudah Bodo kupat," kata Longgar, Kamis (23/7/2015).

Selongsong ketupat satu ikat berisi 10 selongsong dijual Rp 8.000. Namun harga tersebut biasanya masih ditawar oleh pembeli. Tidak ada kesepakatan mengenai harga ini di antara para pedagang selongsong ketupat.

Pedagang lainnya, Mardi (50) mengatakan, menjual selongsong ketupat merupakan bisnis yang menggiurkan. Dia bahkan mengajak dua saudaranya untuk membantu berjualan. "Tidak terhitung berapa Lebaran saya jualan ketupat. Pasar Jatingaleh, Ambarawa, Demak semua sudah saya jajah. Hasilnya lumayan," kata Mardi yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat batako.

Keberadan pedagang selongsong ketupat ini banyak membantu warga yang hendak merayakan lebaran ketupat. Sebab, selain sulit mendapatkan daun kelapa muda, juga semakin sedikit orang yang terampil membuat ketupat. Jika pun bahan dan keterampilan membuat selongsong ketupat ada, belum tentu pula setiap orang mempunyai waktu luang untuk membuatnya.

Kusnirah (60) warga Kajangan, Kalongan, Ungaran Timur ini misalnya. Meski di kampungnya daun janur melimpah, namun seluruh anggota keluarganya sibuk bekerja. Sehingga tidak ada waktu untuk membuat selongsong ketupat. Terpaksa ibu lima anak ini membeli selongsong ketupat di Pasar Bandarjo.

"Saya beli enam ikat, satu ikatnya Rp 6.000. Anak cucu saya banyak dan wajib ada ketupat setiap lebaran ketupat. Sebenarnya janur di rumah sih ada, tapi tidak ada yang membuat. Untung ada pedagang (selongsong) ketupat," ungkap Kusnirah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com