Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher: Kereta Cepat Pakai Teknologi Jepang Saja, Jangan yang Lain

Kompas.com - 21/07/2015, 17:59 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan harapannya kepada Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, untuk menggunakan teknologi Jepang dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Keinginan tersebut terungkap ketika Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memperlihatkan pengolahan sampah raksasa di Pasar Induk Gedebage, Selasa (21/7/2015). Saat itu, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menceritakan teknologi Jepang yang digunakan dalam pengolahan sampah raksasa senilai Rp1,8 miliar tersebut.

Setelah obrolan tersebut, Aher meminta pada Gobel agar kereta cepat menggunakan teknologi Jepang.

“Kereta cepat, (teknologi) Jepang aja, jangan yang lain. Biar tenang,” ucap Aher.

Mendengar permintaan Aher, Gobel meminta Aher mengeluarkan rekomendasi. Ucapan itu langsung ditimpali Aher.

“Siap…rekomendasi gampang," serunya.

Obrolan ketiga tokoh tersebut diakhiri oleh pernyataan Emil. Dia menjelaskan, sejumlah proyek di Bandung menggunakan teknologi Jepang.

Sebelumnya diberitakan, Emil mengungkapkan, dari hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, lelang kereta cepat akan dilakukan Agustus 2015, antara dua pilihan teknologi Jepang atau Cina.

Untuk ground breaking akan dilakukan Januari atau Februari tahun depan. Dengan kereta api cepat ini, waktu tempuh antara Bandung-Jakarta hanya 30 menit. Kenyamanan dan kecepatan teknologi kereta api cepat ini akan menarik masyarakat untuk menggunakan Shinkansen. Bahkan, bisa dipastikan akan ada lebih banyak orang yang mendatangi Bandung. Kondisi ini akan memperbaiki bisnis transportasi di Banudng.

Pasalnya, saat ini, pengguna kendaraan pribadi di Bandung mencapai 75 persen dan angkutan umum 25 persen. Jadi, meski Bandung jadi kota pariwisata nomor satu di Indonesia dengan jumlah wisatawan 6 juta per tahun dan perputaran uangnya mencapai Rp 6 triliun per tahun, ini belum diikuti dengan bisnis transportasinya. Karena, wisatawan rata-rata datang ke Bandung menggunakan mobil pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com