"Dia sudah sejak anak-anak ingin jadi tentara. Katanya ingin seperti kakaknya," kata Suramto, ayah Sutrisno, kepada wartawan di kediamannya, di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (1/7/2015).
Suramto mengenang anak bungsunya itu sebagai sosok yang mudah bergaul dan sayang keluarga. Sehari sebelum pesawat jatuh, Sutrisno sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya.
Teman-teman Sutrisno di Kompleks Lapangan Udara Sulaiman, Bandung, juga mengenang Sutrisno sebagai orang baik, bijaksana, serta humoris. Pria kelahiran 23 April 1984 ini biasa dipanggil "Ambon", meskipun dia berasal dari Boyolali.
Namun, kabar duka yang diterima keluarga, Selasa, sungguh mengejutkan.
Adapun jenazah Sutrisno menurut rencana akan dimakamkan di Dukuh Dilem, tidak jauh dari rumah duka. Sutrisno meninggalkan satu istri dan dua anak yang masih berumur 4 tahun dan 3 bulan.