Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goyor, Sarung Tenun yang Tersohor Sampai Timur Tengah

Kompas.com - 26/06/2015, 09:13 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Sarung goyor sudah bukan barang asing bagi sebagian besar pecinta kain sarung. Sarung jenis ini tergolong sarung yang berkualitas dan memiliki nilai seni tinggi. Tidak heran jika sarung goyor memiliki penggemar tersendiri, terutama kalangan menengah ke atas.

Salah satu perajin sarung goyor di Kota Magelang, Umar Saleh Al Katiri, mengakui bahwa jenis sarung goyor termasuk sarung yang banyak dikoleksi kalangan tertentu seperti kyai, pengusaha, bahkan umat muslim di negara-negara Timur Tengah. Ini lantaran sarung goyor terbukti berkualitas dan sangat khas.

“Goyor itu memiliki karakter yang berbeda dengan kain sarung pada umumnya, terasa lebih adem, halus, motif serta corak yang ekslusif karena dibuat secara manual (handmade), tidak diproduksi massal,“ kata Umar saat ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di Jalan Pahlawan, Kampung Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Kamis (25/6/2015).

Tidak berlebih memang, kata Umar, sebab proses pembuatan satu lembar kain saja membutuhkan setidaknya 13 tahapan selama kurang lebih 15 hari. Proses pembuatannya rumit, membutuhkan ketekunan, ketelitian dan kesabaran untuk sampai menjadi selebar kain sarung yang layak jual.

Suami dari Fitria ini menerangkan, tahap awal pembuatan sarung dimulai dari pemilihan bahan baku yang diimpor dari Tiongkok dan India, mendesain pola, pemintalan benang, pewarnaan, tenun sampai pengemasan dan pengiriman.

Dalam proses produksi, Umar pun masih mempertahankan metode tenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dioperasikan dengan tenaga manusia. “Dengan ATBM, kualitas sarung goyor tetap terjaga dari dulu sampai sekarang. Volume benang dalam selembar kain lebih banyak sehingga sarung lebih tebal, motif juga eklsusif, hal ini berbeda jika diproduksi secara massal,“ kata ayah tiga anak ini.

Dalam produksi, Umar dibantu 35 karyawan dengan 25 unit ATBM. Seluruh bahan baku terutama benang dan pewarna sintetis diimpor dari Tiongkok dan India. Bahan baku yang dipakai berjenis katun yang dikombinasikan dengan sutra.

“Saya pernah mencoba pakai benang dan pewarna lokal, tetapi hasilnya kurang bagus, jadi sejauh ini masih pakai bahan impor,” ungkap dia.

Umar mengatakan, pelanggan yang ingin membeli sarung goyor buatannya, hanya dapat membeli di agen resmi yang ditunjuk, yakni dua agen di Magelang dan Muntilan, sedangkan satu agen lagi berada di Jeddah, Arab Saudi.

Selain di agen-agen tersebut, sarung goyor dipastikan hanya tiruan. “Setiap bulan Ramadhan seperti ini permintaan meningkat, kalau biasanya ditelpon agen sekali tapi kalau Ramadhan bisa dua sampai empat kali. Hanya saja kami tidak dapat memproduksi lebih banyak dari hari biasa. Karena masih menggunakan ATBM, SDM yang minim serta proses yang membutuhkan ketelatenan manusia, bukan mesin,“ urai Umar.

Permintaan banyak datang dari daerah luar Kota Magelang dan mancanegara, seperti Yaman dan Jeddah. Dalam tiga bulan, dia bisa mengirim ke Yaman dua kali, sebanyak 30 kodi sekali kirim. Sementara jumlah produksinya sebanyak 70 lembar dalam sepekan.

“Rutin setiap dua bulan kirim ke Jeddah dan Yaman seharga Rp 10 juta per kodi atau sekitar Rp 500 ribu per lembar. Orang-orang sana menyukai tekstur sarung goyor yang lembut. Khusus di sana, saya buat ornamen tertentu khas Timur Tengah,“ ujar dia.

Meski kawasan Timur Tengah, kerap terjadi perang, ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap pengiriman sarung goyor milik Umar. “Baru-baru ini terjadi perang di Yaman, tetapi permintaan sarung tetap lancar seperti biasanya,” kata Umar.

Sarung goyor dengan merek "Cap Botol Terbang" ini, lanjut Umar, merupakan kerajinan yang diwariskan oleh sang kakek, Muchsin, sejak tahun 1950 silam. Setelah itu, usaha sarung goyor ini dilanjutkan oleh Ayah Umar, Saleh Muchsin. Hingga akhirnya diteruskan Umar sampai sekarang.

“Saya termasuk generasi ketiga mempertahankan usaha ini. Memang tidak mudah, apalagi sekarang banyak sarung-sarung pabrikan di pasaran. Yang penting saya berkomitmen memertahankan kualitas goyor, pelanggan tahu mana yang berkualitas dan tidak, mana tiruan dan mana asli. Ini resep bertahan sampai sekarang,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com