"Setahun lalu saya sudah melihat ada retakan di bagian atas," ucap Parno, salah satu warga Pantai Sadranan, Gunungkidul, Kamis (18/6/2015) siang.
Parno mengungkapkan, tebing tersebut selain roboh di sisi barat masih ada retakan. Cekungan tebing selama ini memang sering digunakan untuk berteduh para wisatawan.
"Memang sering untuk berteduh. Kalau dari bawah retakan tidak terlihat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul Saryanto mengatakan, tebing menjorok dan berongga yang roboh sebenarnya hanya menempel di bukit induknya. Tebing yang roboh itu merekat di bukit induk karena tanah.
"Karena hanya direkatkan tanah, sehingga mudah patah. Tapi akan kita kaji dan lihat dulu apa penyebabnya," ucapnya.
Guna mencegah kejadian serupa, pihaknya akan menambahkan rambu-rambu peringatan di sepanjang pantai, terutama di pantai yang tebing-tebingnya memiliki rongga.
"Nanti akan kita bahas dulu, kemungkinan akan dipasang rambu-rambu peringatan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.