Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD Pilih Unjuk Rasa daripada Ujian Kenaikan Kelas

Kompas.com - 12/06/2015, 17:29 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri Nyalabu Daja 2, Desa Nyalabu Daja, Kecamatan Pamekasan, enggan masuk ke dalam kelas untuk mengikuti ujian kenaikan kelas, Jumat (12/6/2015).

Mereka justru menggelar unjuk rasa di halaman sekolah dengan membentangkan poster penolakan mutasi kepala sekolah mereka, Muhammad Simbang. Bahkan, seluruh ruang kelas mereka, disegel menggunakan bambu.

Sri Rohmatun Eka, salah satu siswi ketika diwawancarai mengatakan, sosok Muhammad Simbang selama menjabat kepala sekolah sangat baik kepada murid-muridnya. Bahkan ketika ada siswa yang sakit, Muhammad Simbang ikut mengantarkan pulang muridnya kepada orangtuanya.

“Pak Simbang juga sangat aktif dan mampu membawa sekolah ini maju jika dibandingkan dengan kepala sekolah sebelumnya,” ujar Sri Rohmatun.

Hal itu juga ditegaskan Mosit, anggota Komite Sekolah. Menurut dia, siswa merasa sangat kehilangan atas kepergian Mohammad Simbang, yang digantikan Kepala Sekolah Baru, Dhurrayya. Selama Simbang menjabat kepala sekolah, banyak siswa yang berprestasi di bidang akademik.

“Saya juga merasa kehilangan Pak Simbang karena dia kepala sekolah yang memiliki visi yang bagus untuk memajukan sekolahnya,” ungkap Mosit.

Simbang sendiri mengaku tidak tahu asal-usul terjadinya unjuk rasa para siswanya itu. Pagi harinya sebelum para siswa datang ke sekolah, tidak ada penyegelan ruang kelas menggunakan bambu. Namun, setelah dirinya datang dari kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pamekasan, untuk keperluan mengambil soal ujian kenaikan kelas, tiba-tiba muridnya berunjuk rasa.

“Saya minta mutasi kepala sekolah disikapi tidak berlebihan. Makanya saya suruh semua anak-anak masuk ke ruang kelas untuk ikut ujian,” ujar Simbang.

Para siswa dan siswi kemudian membubarkan aksi unjuk rasa setelah diberi pemahaman oleh Simbang. Segel ruangan kelas kemudian dibuka oleh para guru. Ujian pun bisa digelar meskipun terlambat sampai satu setengah jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com