"Saat ini batu akik sudah tak lagi sistem jual beli tapi barter, ini terjadi karena harga batu akik sangat tinggi dan sudah tak masuk akal," kata seorang kolektor akik Bengkulu, Didi, Kamis (11/7/2015).
Sistem barter itu dilakukan antar pecinta akik, tidak saja di dalam kota tapi juga antarpecinta akik antardaerah. "Beberapa waktu lalu saya juga melakukan barter dengan pecinta akik dari Bali, dan saya berikan batu dari Bengkulu, ini soal mencintai akik bukan persoalan harga," lanjut Didi.
Hal yang sama juga diakui pecinta akik lainnya Maryono. Menurut Maryono, saat ini batu akik prospek batu akik sebagai bisnis mulai menurun, karena para kolektor sudah menggunakan sistem barter. "Jika harganya sudah di atas Rp 1,5 juta maka sedikit pembelinya, tapi dibarter dengan batu yang berkualitas sama," kata Maryono.
Sistem barter terjadi karena mulai membanjirnya beragam jenis batuan akik di masyarakat. Selain itu, akik juga tak masuk dalam kelas permata. "Kalau permatakan jelas itu batuan berkelas kadang bersertifikat, jadi bisa saja dia mahal dan mampu diperjualbelikan dengan harga tinggi, atau bila kepepet soal ekonomi bisa digadai, kalau akik tak bisa," kata Maryono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.