Rahmatullah tak mampu mengambil kembali botol susunya karena tidak bisa bergerak cepat. Kaki kanannya cacat atau bengkok sejak lahir.
Dia dirawat di panti anak itu setelah ibunya tak mampu menebus biaya rumah sakit di Makassar. Ayahnya juga hilang entah ke mana. Pimpinan panti asuhan Al-Ikhlas Kendari, Andis Assegaf, menuturkan, atas izin ibunya, bayi malang itu dirawat di panti asuhan.
"Lahir cacat, dan saya tebus biaya rumah sakitnya hampir puluhan juta, kasihan," ungkapnya.
Begitu pula Muh Arham (2,5), yang mengalami cacat di bagian hidungnya. Ia menjalani operasi di kepala karena daging besar menutupi wajahnya. Andis mengungkapkan, hampir semua bayi dan anak-anak yang menjadi penghuni panti mengalami cacat.
"Ada yang masalah kaki, lidah pendek, bisul-bisul, kanker darah, pilek sepanjang hari, dan hidung membesar. Sudah pernah diperiksa dokter, tetapi karena biaya mahal, kami tak mampu bayar lagi," ujarnya.
Menurut Andis, bayi dan anak-anak yang tinggal di panti asuhan merupakan anak-anak yang orangtuanya tak diketahui.
"Hampir 90 persen bayi dan anak di sini kami dapati di depan panti. Pagi-pagi sudah ada kardus berisi bayi yang masih ada plasentanya, jadi kami rawat saja setelah mendapat persetujuan dari kapolres," ujarnya.
"Saya telepon kapolres, ada kedatangan bayi. Kapolres yang juga salah satu dermawan kami menyarankan untuk dirawat saja di sini," paparnya.
Meski tak mengenal orangtuanya, anak-anak ini terlihat sangat senang dan seolah tanpa beban kesedihan. Mereka tampak akrab, terus tersenyum, dan mensyukuri apa yang mereka miliki saat ini.
Pas-pasan
Kondisi fisik panti asuhan masih belum memadai. Bangunan permanen itu dibangun di atas tanah seluas 300 meter persegi yang terdiri dari aula pertemuan yang dijadikan tempat bermain dan menerima tamu. Satu kamar besar dijadikan asrama bayi dan anak-anak panti asuhan, lengkap dengan tujuh ranjang dan kasur busa.
"Belum lama ini ada ranjangnya, sebelumnya hanya kasur, dan melantai. Ranjang dan kasur itu bantuan dari para dermawan," ujarnya.
Panti asuhan Al-Ikhlas terletak tak jauh dari Pasar Baruga, Kendari. Untuk mencapai lokasi panti, pengunjung harus masuk dari lorong kecil depan sebuah taman kanak-kanak. Andis menjelaskan, lahan panti asuhan itu diwakafkan oleh para dermawan, termasuk untuk pembangunannya.
"Jadi, ini murni swadaya. Saya hanya pengelola karena pemiliknya adalah anak-anak penghuni panti. Tidak ada bantuan dari pemerintah. Izinnya lengkap dari Menhuk dan HAM, Mensos, Menag, dan akta notaris," ucapnya.