Rumah Jaringan Teroris Santoso di Gowa Digerebek

Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Inspektur Jenderal (Irjen) Anton Setiadji membenarkan penggerebekan yang dilakukan tim Densus di rumah jaringan teroris Santoso di Kabupaten Gowa. Menurut dia, tim Densus melakukan penggerebekan dan didukung Polda Sulselbar.

"Ia, kemarin (Selasa) digerebek oleh tim Densus. Kita hanya back up saja. Semua yang tahu itu tim Densus," kata Anton di sela-sela acara olahraga bersama TNI/Polri yang dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu.

Dalam penggerebekan di rumah Abu Yaman, tim Densus hanya menemukan buku-buku mujahidin. Polisi tidak menemukan senjata api ataupun amunisi seperti penangkapan terhadap Abu Yaman sebelumnya. "Semua yang tahu itu Densus, kita hanya mem-back up saja. Saya juga tidak tahu keberadaan warga Makassar yang ditangkap, apakah masih di sini atau sudah dibawa ke Jakarta. Itu semua kewenangan tim Densus," ujarnya.

Pada Jumat malam lalu, Abu Yaman ditangkap tim Densus 88 di Jalan Trans Dongga, dekat Terminal Tepu, Kabupaten Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Saat itu Abu Yaman dalam perjalanan dari Makassar ke Poso untuk membawa amunisi bagi kelompok Santoso. Barang bukti yang disita polisi berupa 677 peluru kaliber 5,56 mm, 3 butir peluru kaliber 7,62 mm, dan dua ponsel.

Polisi kemudian melakukan pengembangan dan menangkap lima warga Makassar. Awalnya, tim Densus 88 menangkap dua warga Makassar, yakni Asis alias Jaki dan Salman alias Salman Alfarezi alias Ijol di Kompleks Perumahan Pesona Indah, Kelurahan Minasasari, Kecamatan Rappocini, pada Minggu malam. Setelah menangkap kedua orang itu, beberapa saat  kemudian tim Densus menangkap tiga orang lagi di Kompleks Bulok Jl Dg Rate, Kecamatan Rappocini. Ketiga orang itu adalah Firman, Andi Irwan alias Andi, dan Hasanuddin alias Hasanuddin.