Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Sindikat Penipuan, 33 WNA China dan Taiwan Digerebek

Kompas.com - 29/04/2015, 12:13 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Sebanyak 33 WNA digerebek tim gabungan Polrestabes Semarang dan Polsek Gajahmungkur di rumah Jalan Merapi Nomor 18, Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (28/4/2015) malam. Mereka diduga kuat merupakan sindikat penipuan yang menyasar korban di negara mereka masing-masing.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Sugiarto mengatakan, pihaknya menemukan sedikitnya 36 paspor yang terdiri dari 17 paspor Taiwan dan 19 paspor China.

"Ada tujuh paspor yang tidak ada pemiliknya, kemungkinan melarikan diri. Selebihnya, baru 29 orang yang berhasil kami identifikasi. Segera akan kami tindak lanjuti dan limpahkan ke Imigrasi," kata Sugiarto.

Selain 33 WNA asal China dan Taiwan itu, di dalam rumah juga terdapat dua tukang masak, yakni Solikah dan Suprihatin, keduanya berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Mereka mengaku baru bekerja di rumah tersebut selama dua minggu.

"Belum digaji, Pak, kami mau pulang bagaimana ini," kata Solikah.

Solikah mengatakan, sebelumnya seorang wanita berasal dari Pontianak yang menjadi juru masak di rumah tersebut. Namun, entah alasan apa, wanita itu berhenti dan seorang rekan Solikah dari Banjarnegara menawarkan kerjaan jadi juru masak di rumah tersebut menggantikan wanita asal Pontianak itu.

"Yang nawari kerjaan di sini itu teman dari Banjarnegara, katanya cuma masak aja. Saya mau, makanya saya ajak teman (Suprihatin), dijanji gaji Rp 1,5 juta sebulan," katanya.

Belum genap sebulan bekerja, para WNA ini "digaruk" polisi. Solikah dan Suprihatin mengaku tidak mengetahui aktivitas di dalam rumah tersebut. Kamar tempat mereka berdua tidur berdempetan dengan dapur yang terpisah dengan bangunan utama.

"Ya, kami cuma di sini saja (kamar dan dapur), tidak pernah diperbolehkan masuk ke dalam. Kami masak, ketika sudah selesai mereka yang keluar ambil makanannya," katanya. "Setiap hari masak tiga kali, pagi masak bubur, siang dan malam masak nasi dan lauk," kata Suprihatin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com