Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika PM Norwegia Menciumi Tangan Orang-orang Rimba...

Kompas.com - 16/04/2015, 10:31 WIB

JAMBI, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Norwegia, Erna Solberg, mencium tangan orang rimba saat kunjungannya ke pemukiman orang rimba di Senamat Ulu, Kabupaten Bungo (Jambi), Rabu (16/4/2015) kemarin.

Pemandangan menarik itu terlihat ketika Erna mengunjungi induk-induk (perempuan) orang rimba di tenda-tenda pemukiman orang rimba setelah mengadakan dialog dengan bapak-bapak orang rimba binaan KKI WARSI.

Awalnya, Ernamenyapa anak orang rimba dan anak tersebut menyalaminya dengan mencium tangan. Erna lalu bertanya mengapa harus mencium tangan? Setelah mendapat jawaban bahwa mencium tangan adalah tradisi hormat dengan seseorang, Erna pun kembali mencium tangan sang anak rimba. Bahkan, hal itu dilakukan Erna kepada wanita dewasa dan wanita tua di permukiman tersebut.

Pemandangan itu tentu menjadi perhatian rombongan dan semua yang hadir saat itu. Sebab, apa yang dilakukan Erna memang terlihat ganjil mengingat statusnya sebagai adalah Kepala Pemerintahan.

Erna ingin mengetahui langsung kondisi orang rimba, dulu, sekarang yang akan datang. Dia pun mendapat penjelasan dari Manager Komunikasi KKI WARSI, Rudi Syaf.

Erna bersama orang rimba melakukan dialog tentang kawasan hutan dan penghidupan di hutan. Dari dialog itu diketahui bahwa orang rimba kian terjepit dari hutan dan sangat penting sekali menemukan cara untuk melindungi hutan, agar orang rimba bisa tetap bertahan di dalam hutan.

"Kami sudah terbatas mencari penghidupan di hutan, tidak bisa lagi berburu babi serta mendapatkan hasil hutan seperti getah balam dan jernang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sebagian besar hutan sebagai wilayah jelajah mereka sudah habis," kata salah satu warga.

Salah satu perwakilan orang rimba sebelumnya mengatakan kepada PM Norwegia bahwa kehidupan mereka kian terjepit karena hutan sudah berubah menjadi perkebunan sawit yang dikelola perusahaan.

Mereka kesulitan mendapatkan hasil hutan untuk dijual dan kesulitan mencari sumber protein di hutan. Selain itu, mereka merasa terdesak dan dilarang oleh warga desa jika ingin mengola lahan menjadi lahan pertanian.

Sementara itu, Rudi Syaf mengatakan, di Hutan Bungo orang rimba terdata 57 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 137 jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com