Ditemui di kantornya pada Rabu (15/4/2015) pagi, Andi pun bercerita tentang perjalanan kariernya dari seorang atlet hingga menjadi Kepala Imigrasi. Menurut Andi, jaminan hari tua bagi atlet di masa sekarang kian memburuk.
“Melihat atlet zaman sekarang, utamanya altet sepak takraw yang berprestasi, mengangkat nama daerahnya atau Indonesia malah tidak diperhatikan oleh pemerintah," kata Andi. "Zaman dulu, atlet yang berprestasi diberi honor. Bahkan ditempatkan bekerja di instansi pemerintah,“ ujar dia lagi.
Andi lalu mengatakan, jaminan pekerjaan sudah dirasakan oleh dia dan rekan setimnya dulu, yang sudah menempati posisi strategis di instansi pemerintah. “Misalnya saya, posisi apit kiri, sekarang menjadi Kepala Imigrasi Kota Parepare. Sementara tekong saya, Rahman, sekarang menjadi Kepala Dinas Pendidikan Polmas, Sulawesi Barat, dan apit kanan Saharuddin, sekarang menjadi Kepala Gudang Dolog di Palu, Sulawesi Tengah,” kata Andi.
Honor atlet dan jaminan pekerjaan setelah tak lagi menjadi atlet dirasakan Andi menjadi motivasi untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi. “Era tahun 80-an, kita konsentrasi latihan hingga bisa mengharumkan nama daerah atau negara tanpa harus memikirkan honor yang tidak terbayarkan atau masa depan. Dahulu negara memperhatikan atletnya,“ kata dia.
Dalam kondisi ini, Andi pun melontarkan harapan agar pemerintah bisa kembali memperhatikan atlet-atlet, utamanya atlet yang berprestasi mengharumkan bangsa di pentas internasional.