Gangguan Tulang Belakang, Yanu Kerjakan UN di Rumah Sakit

Sejak satu bulan lalu, putra pasangan Nur Rofik (60) dan Maryati, warga Karanganyar, Kelurahan Ungaran, ini menderita gangguan tulang. Soal-soal ujian bahasa Indonesia dibacakan oleh seorang pengawas. Sementara Yanu mendengarkan, lalu mengisi lembar jawaban komputer.

Ayah Yanu, Nur Rofik, mengatakan, sekitar sebulan sebelum UN anaknya telah dirawat di salah satu RSU. Saat itu dia belum mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit yang diderita anaknya. Lalu seminggu sebelum pelaksanaan UN, dia memeriksakan anaknya ke rumah sakit khusus tulang di Ungaran.

"Diagnosanya, ada gangguan di tulang belakang anak saya. Dokter menyarankan tidak boleh berdiri dan duduk. Akhirnya, anak saya diperbolehkan mengerjakan UN sambil berbaring di tempat tidur ini,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dewi Pramuningsih membenarkan pada hari pertama pelaksanaan UN tingkat SMA/ sederajat, ada salah satu siswa yang mengerjakannya di rumah sakit.

“Kita sudah tugaskan dua orang pengawas untuk membantu pelaksanaannya,” kata Dewi.

Pada hari pertama UN ini, imbuh Dewi, distribusi soal UN SMA berjalan lancar. Jumlah siswa peserta UN SMA sederajat se-Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2015 ini sebanyak 7.336 orang, terdiri dari 2.016 siswa SMA, 554 siswa MA, 4.763 SMK dan tiga dari SMA LB.

Sementara itu, pantauan di SLBN Ungaran, Kabupaten Semarang, pelaksanaan UN jenjang SMA sederajat kali ini diikuti oleh dua orang siswa penyandang tuna rungu.

Kepala SLBN Ungaran Angsari, mengatakan, selama pelaksanaan UN ini, kedua siswa diawasi langsung oleh dua orang guru pengawas silang.

"Baik distribusi soal, hingga proses pelaksanaan UN jenjang SMA sederajat bagi siswa di SLBN Ungaran dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan," jelasnya.