"Ya, betul itu. Ada dua kecelakaan saat konvoi Harley Davidson ke Pangandaran, dua tewas," kata Pudjo, Sabtu (11/4/2015).
Enjang Saefulloh tewas seketika saat sepeda motor Yamaha F1ZR bernopol Z 2382 KB yang ditumpanginya dihantam sepeda motor Harley Davidson di jalur Gentong, Kampung Tagog, Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu.
Sementara itu, rekan yang diboncengi Enjang, Ifan Nugraha, menderita patah kaki, dan kini ia dirawat di RSUD Lambo Ciawi, Kota Tasikmalaya.
"Jadi, pengendara motor Yamaha itu melaju dari arah barat menuju timur. Sementara itu, dari arah berlawanan atau arah timur, datang rombongan motor Harley Davidson. (Pengendara) di antara rombongan motor Harley tersebut diperkirakan menyerempet atau menabrak motor F1ZR yang dikemudikan Enjang Saeful. Korban meninggal dunia, sementara rekannya patah kaki kiri. Pengendara Harley juga luka berat," kata Pudjo, Sabtu.
Sehari sebelumnya, kecelakaan terjadi saat konvoi Harley dari Bandung menuju Pangandaran. Kecelakaan ini menewaskan seorang siswi SMA Negeri 1 Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, atas nama Imas Pujasari.
Saat itu, Imas sedang mengendarai sepeda motor di Jalan Raya Banjarsari, Desa Sukajadi, Kecamatan Pamarica, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Diduga, saat itu, satu peserta konvoi mengambil jalan terlalu ke kanan dan menabrak Imas.
"Tabrakan terjadi di jalan yang menikung. Diduga, motor Harley terlalu mengambil jalan ke kanan. Dari arah berlawanan, datang sepeda motor yang dikemudikan siswi itu," ujarnya.
Korban langsung terpental hingga beberapa meter, dan diduga tewas seketika di lokasi kejadian. Sementara itu, peserta konvoi yang menabraknya pun ikut terjatuh.
Korban sempat dibawa ke Puskesmas Pamaricaan, begitu pula dengan peserta konvoi. Pengendara sepeda motor Harley yang belum diketahui identitasnya itu dilarikan ke puskesmas karena luka yang cukup parah.
Pudjo menambahkan, ribuan peserta konvoi Harley Davidson itu mendapat pengawalan dari kepolisian. Sementara itu, kata Pudjo, dua pengendara yang terlibat tabrakan itu melaju (berkonvoi) tanpa pengawalan dari pihak kepolisian. Diduga, para pengendara yang tanpa pengawalan kepolisian itu melaju kencang dan dalam kecepatan yang tak terukur.
"Keduanya itu jalan konvoi masing-masing, tanpa pengawalan. Kalau dikawal sama polisi, kecepatan pasti terukur dan pasti aman," ujarnya.