Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindahkan Batu Giok 20 Ton, Habis Rp 600 Juta

Kompas.com - 05/04/2015, 17:44 WIB
Kontributor Kompas TV, Raja Umar

Penulis


MEULABOH KOMPAS.com - Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya menghabiskan biaya Rp 600 juta untuk memindahkan batu giok 20 ton dari kawasan hutan di Desa Pente Ara, Kecamatan Beutong, Kabubapaten Nagan Raya, Aceh. Giok yang sempat menimbulkan konflik itu dipindahkan ke rumah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Kelimah di Suka Makmue.

Baca: Batu Alam 20 Ton Timbulkan Konflik

“Uang Rp 600 juta itu dipergunakan untuk seluruh operasional, diantaranya ongkos belah, ongkos angkut dan biaya keamanan” kata Samsul Kamal Kepala Dinas Pertambangan Nagan Raya, saat dihubungi kompas.com (05/04/2015).  Baca: Diupah Rp 10.000 Per Kg, 60 Warga Angkut 1,5 Ton Giok dari Hutan

Menurut dia, biaya sebesar itu wajar. Instansinya mengeluarkan biaya tidak didasari perhitungan untuk rugi, tapi semata-mata demi mencegah konflik antar-warga karena batu itu menjadi rebutan.

“Kalau ada pihak yang mempertanyakan biaya operasional dan keuntungan dari pemindahan batu itu jelas tidak ada, karena kita bukan mencari untung,” kata dia.

Menurut Kamal, tidak semua bagian batu itu berkualitas tinggi. Saat dibelah, hanya sekitar satu ton yang berkualitas super.

“Inti batu yang bagus hanya 25 cm x 2 meter, di kedalaman 40 cm, tidak tembus semua, dimensi sekitar 1 ton,” ujar dia.

Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nagan Raya menghentikan sementara aktivitas pemindahan batu untuk mencegah masyarakat masuk ke kawasan hutan lindung. 

Meski sudah menghabiskan biaya operasional Rp 600 juta, belum semua pecahan batu itu berhasil dipindahkan. Batu itu telah dibelah menjadi beberapa bagian dan baru sekitar lima ton yang sudah dipindahkan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com