Menurut Kepala Polda Jatim, Irjen Anas Yusuf, selain mendalami paham ISIS, mereka juga dididik dan bergabung bersama militer ISIS. "Salah satunya adalah RS, kami sudah amankan di Tulungagung, dia baru datang dari Suriah," kata dia, Selasa (31/3/2015).
Ke-18 orang dari berbagai daerah asal Jawa Timur yang diberangkatkan ke Suriah setahun lalu itu, kata Anas, adalah hasil rekrutan tiga anggota ISIS yang ditangkap di Malang pekan lalu. "Kami masih dalami lagi siapa saja yang diberangkatkan dan sudah pulang, karena mereka membahayakan," kata dia.
Anas mengakui, gerakan kelompok radikal di Jawa Timur tertutup namun sistematis. Dia pun mengimbau kepada semua pihak untuk tetap waspada terhadap kampanye paham radikal melalui berbagai media.
Ditemui terpisah, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur menginstruksikan semua cabangnya untuk membuka posko informasi pengaduan gerakan ISIS. Menurut Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim, Rudi Tri Wachid, Ansor menolak jihad atas nama agama yang menyebabkan hilangnya jiwa, cacat fisik, dan trauma psikis seperti yang dilakukan kelompok ISIS.
"Bagi kami, gerakan ISIS itu kejahatan kemanusiaan, Karena itu menolak terminologi jihad mengatasnamakan Islam untuk kepentingan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.