Kondisi itu dikeluhkan masyarakat, tetapi juga para aktivis HIV/AIDS. Sebab para PSK yang indekos di hotel tidak bisa dijangkau oleh akses layanan tes infeksi menular seksual (IMS) dan HIV.
"Karena pihak hotel sendiri sampai sekarang sulit untuk diajak kerja sama. Waktu PSK di tempat kost sedikit banyak masih mudah untuk dikordinir," kata pegiat HIV Aids dari PKBI Jawa Tengah, Andreas Bambang Santoso, Minggu (29/3/2015).
Belum adanya kesadaran dari pihak hotel maupun PSK yang kos di hotel untuk bekerja sama dengan petugas atau aktivis kesehatan, menambah suramnya upaya penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di Bandungan. Sebab para PSK yang pada tinggal di hotel tidak konsisten mengikuti layanan kesehatan, ditanbah kurangnya dorongan dari pemilik hotel.
"Ini warning kepada pelanggan karena dengan modus (kos di hotel) ini tidak dapat terdeteksi siapa PSK yang positif HIV," tandasnya.
Andreas menambahkan, para aktivis sebenarnya tidak mempermasalahkan PSK tinggal di hotel asal para pemilik berniat serta berpastispasi aktif dalam penanggulangan HiV.AIDS.
Sementara itu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Semarang, M Risun mengatakan, pihaknya berencana melakukan penertiban tetapi sifatnya baru non -yustisia yakni pembinaan. Bila tidak ada perbaikan, Satpol PP akan menertibkan.
“Kita akan mengundang para pemilik hotel dan kos-kosan agar tidak menyediakan kos-kosan untuk PSK dan PK. Sebab bisa disalahgunakan untuk menginapkan laki-laki lain yang bukan suaminya,” kata Risun. [Baca: Sebelas Hotel Dilaporkan Beralih Fungsi Jadi Kos-kosan PSK]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.